Show simple item record

dc.contributor.advisorLioe, Hanifah Nuryani
dc.contributor.authorAgustina, Shinta Sigit
dc.date.accessioned2019-01-22T04:07:14Z
dc.date.available2019-01-22T04:07:14Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/96255
dc.description.abstractPolisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) merupakan senyawa kontaminan yang terbentuk karena proses pengolahan pangan pada suhu tinggi. PAH terdiri dari dua atau lebih cincin aromatik. Lebih dari 100 PAH terdapat di alam, 16 di antaranya dikelompokkan sebagai polutan utama. Dua diantara PAH tersebut adalah benzo[a]piren dan dibenzo(a,h)antrasen. BaP merupakan senyawa karsinogen tingkat 1 berdasarkan golongan IARC (International Association Research on Cancer). DBA dapat dihitung sebagai nilai BaP menjadi nilai PAH total menggunakan toxic equivalent factors (TEF) yang nilainya sama dengan BaP. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui paparan PAH dalam makanan siap saji yang diolah dengan proses penggorengan, pembakaran, penumisan dan pemanggangan pada penduduk daerah urban dan daerah rural. Data yang diperoleh merupakan data sekunder dari penelitian Nuraida et al (2014). Sampel terdiri dari 60 menu komposit. Masing-masing sampel berasal dari restoran dan rumah makan besar, sedang dan kecil yang berbeda-beda. Tiga puluh sampel tersebut berasal dari Jakarta yang mewakili daerah urban dan tiga puluh sampel berasal dari Bogor yang mewakili daerah rural. Sampel diuji menggunakan high performance liquid chromatography (HPLC) dengan teknik solid phase extraction (SPE) dan matrix solid phase dispersion (MSPD). Dari 60 sampel makanan yang diuji, masing-masing 50 sampel (83.33%) positif mengandung BaP dan DBA. Terdapat tiga skenario dalam perhitungan PAH, yaitu lower bound, medium bound, dan upper bound karena terdapat konsentrasi PAH yang tidak terdeteksi. Skenario lower bound dihitung menggunakan nilai nol, medium bound dihitung menggunakan nilai limit of detection (LOD) dan skenario upper bound dihitung dengan nilai limit of quantitation (LOQ) pada konsentrasi PAH yang tidak terdeteksi. Paparan PAH total untuk daerah urban adalah 9869 ng/kg berat badan/hari untuk skenario lower bound, 9870 ng/kg berat badan/hari untuk skenario medium bound, dan 9871 ng/kg berat badan/hari untuk skenario upper bound. Sementara untuk paparan PAH total daerah rural adalah 4778 ng/kg berat badan/hari pada skenario lower bound, 4817 ng/kg berat badan/hari pada skenario medium bound dan 4908 ng/kg berat badan/hari pada skenario upper bound. Persen risiko menunjukkan hasil penghitungan di atas 100% pada nilai estimated daily intake (EDI) minimum 3.9 ng/kg berat badan/hari dan maksimum 6.5 ng/kg berat badan/hari berdasarkan EFSA (2008). Penghitungan margin of exposure (MOE) menggunakan BMDL10 sebesar 0.07 g/kg berat badan/hari berdasarkan JECFA dan BMDL10 sebesar 0.1 g/kg berat badan/hari berdasarkan EFSA. Nilai MOE PAH dari makanan siap saji pada penduduk urban maupun rural tidak aman menurut EFSA, yaitu di atas nilai 10.000. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan siap saji pada daerah urban dan rural dapat memberikan risiko bahaya kesehatan yang berkaitan dengan genotoksik dan karsinogenik.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agriculture University (IPB)id
dc.subject.ddcFood Scienceid
dc.subject.ddcContaminant Foodid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePaparan Kontaminan Polisiklik Aromatik Hidrokarbon dari Konsumsi Makanan Siap Saji pada Penduduk Daerah Urban dan Rural.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordHPLCid
dc.subject.keywordkontaminan panganid
dc.subject.keywordmakanan siap sajiid
dc.subject.keywordpaparanid
dc.subject.keywordpolisiklik aromatik hidrokarbonid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record