Aplikasi Teknologi Pengeringan Busa (Foam Mat Drying) dalam Pembuatan Tepung Pisang Matang
Abstract
Peningkatan jumlah produksi pisang setiap tahun mengakibatkan jumlah
pisang di Indonesia cukup melimpah, namun pemanfaatannya masih rendah
terutama pada buah pisang matang. Umur simpan buah pisang matang yang relatif
pendek menyebabkan pisang mudah rusak. Oleh karena itu, untuk meminimalisir
kerusakan tersebut buah pisang matang diolah menjadi produk yang dapat bertahan
lama seperti tepung. Pembuatan tepung pisang matang dilakukan menggunakan
teknologi sederhana, foam mat drying (pengeringan busa). Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh perbandingan penambahan air dalam pengenceran pure pisang,
konsentrasi bahan pembusa, serta waktu buih yang tepat sehingga diperoleh busa
tepung pisang matang yang memiliki karakteristik fisikokimia yang baik. Penelitian
diawali dengan pengenceran pure pisang dengan perbandingan pisang dan air 1:1
selanjutnya dilakukan pembusaan (15 dan 20 menit) dengan penambahan putih
telur (6, 8, dan 10 %, v/vpasta pisang) dan CMC 0.5 % (b/vpasta pisang). Penentuan sampel
perlakuan terbaik ditentukan berdasarkan parameter stabilitas dan densitas busa.
Penggunaan 8 % (v/vpasta pisang) putih telur dan waktu buih 20 menit secara signifikan
memberikan pengaruh kepada densitas busa serta menghasilkan busa yang stabil,
sehingga sampel tersebut dikeringkan. Tepung pisang matang hasil pengeringan
selanjutnya dianalisis fisik, kimia, dan organoleptik. Analisis fisik tepung pisang
matang menghasilkan nilai rendemen sebesar 25.02±0.22 % dan sudut repose
35.77±1.82 ̊. Hasil analisis proksimat dalam basis basah mengandung kadar air
7.13±0.99 %, kadar abu 3.39±0.03 %, kadar protein kasar 8.25±0.75 %, kadar
lemak 0.54±0.03 %, dan kadar karbohidrat by difference 80.68±1.67 %. Secara
organoleptik panelis menyukai aroma dan tekstur dari produk terpilih.