Perilaku Salmonella Enteritidis selama Fermentasi Tempe yang Diperkaya Bakteri Asam Laktat
View/ Open
Date
2015Author
Juanita, Tania
Dewanti-Hariyadi, Ratih
Nuraida, Lilis
Metadata
Show full item recordAbstract
Kondisi pengolahan tempe yang tidak higienis dapat menjadi sumber
kontaminasi bakteri patogen. Sampai saat ini di Indonesia tidak ada laporan
keracunan terkait konsumsi tempe, akan tetapi pada bulan April 2012 inspeksi
yang dilakukan di Amerika Serikat menemukan bahwa produk tempe kedelai segar
dalam kemasan yang diproduksi oleh perusahaan Smiling Hara terkontaminasi
Salmonella dan diduga menjadi penyebab sakitnya puluhan orang. Pada proses
produksi tempe skala industri rumah tangga di Indonesia, bakteri asam laktat
(BAL) dilaporkan tumbuh secara alami selama proses perendaman kedelai dan
ditemukan dalam jumlah tinggi pada produk akhir. Penelitian sebelumnya berhasil
mengisolasi Lactobacillus fermentum sebagai salah satu BAL dominan dari tempe
yang dilaporkan dalam studi lain memiliki akivitas antibakteri signifikan terhadap
bakteri patogen seperti Salmonella spp., Escherichia coli, Staphylococcus aureus,
dan Bacillus cereus. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perilaku
Salmonella Enteritidis selama fermentasi tempe yang diperkaya BAL asal tempe L.
fermentum. Tempe dibuat dengan kultur starter komersial dengan dan tanpa
inokulasi L. fermentum (6 log CFU/g kedelai) dan S. Enteritidis (3 log atau 5 log
CFU/g kedelai) pada awal masa inkubasi tempe. Total Salmonella, total BAL, total
kapang dan kamir, nilai pH, serta kenampakan, aroma, dan kekompakan tempe
diamati pada jam ke-0, 4, 24, 48, dan 72 inkubasi tempe. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa S. Enteritidis yang diinokulasikan baik pada konsentrasi awal
3 log CFU/g maupun 5 log CFU/g tumbuh selama fermentasi tempe hingga
mencapai jumlah 7 log CFU/g di akhir masa inkubasi. S. Enteritidis juga tumbuh
dengan baik pada kedelai matang tanpa pertumbuhan kapang. Penambahan L.
fermentum tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan S. Enteritidis dan nilai pH
selama fermentasi tempe. Total BAL mencapai 8 log CFU/g pada akhir masa
inkubasi semua tempe. Secara visual, tempe yang mengandung S. Enteritidis tidak
dapat dibedakan dari tempe normal. Meskipun ada penambahan BAL sebanyak 6
log CFU/g kedelai, tempe yang terkontaminasi S. Enteritidis (3 atau 5 log CFU/g
kedelai) berpotensi membahayakan kesehatan karena S. Enteritidis tumbuh hingga
mencapai jumlah yang dapat menyebabkan sakit.