Pengaruh suhu pengeringan dan lama penyimpanan terhadap mutu tepung terasi
View/ Open
Date
1987Author
Tedjoseputro, Santono
Winarno, F. G.
Hariyadi, Ratih D.
Metadata
Show full item recordAbstract
Penggunaan terasi dari produk mentahnya masih menimbulkan nambatan teknis dan psikologis. Pengukusan, pembakaran dan penggorengan merupakan cara pengolahan terasi yang lazim dila- kukan. Cara pengolahan tersebut dirasakan kurang praktis bagi pemakainya. Apalagi mengingat sifat terasi mentah yang berpe- nampakan kotor, tekstur berair serta baunya yang kurang sedap; semakin memperkuat rasa keengganan dalam penggunaan terasi. Karakteristik terasi mentah ini juga menyulitkan penyimpanan- nya, karena bisa menyebabkan lingkungan yang kurang higienis serta memungkinkan bagi tumbuhnya mikroorganisme perusak dan terjadinya reaksi-reaksi kimia lainnya. Oleh karenanya, dalam penelitian ini akan dipelajari pembuatan tepung terasi yang diharapkan bisa mengatasi masalah-masalah tersebut di atas.
Dalam pembuatan tepung terasi, mula-mula terasi mentah yang berbentuk batangan diiris menjadi lempengan-lempengan ti- pis guna mempermudah pengeringannya. Proses pengeringan dan pemasakan terasi dilakukan dengan pengovenan. Setelah masak dan kering, proses berlanjut dengan penggilingan yang mengha- silkan tepung terasi dengan ukuran 100 mesh ke atas. Produk tepung terasi disimpan selama 60 hari untuk mengetahui adanya ...