Show simple item record

dc.contributor.advisorMuchtadi, Tien R.
dc.contributor.advisorHermanianto, Joko
dc.contributor.authorNurwahid, Mochamad
dc.date.accessioned2024-03-20T01:33:50Z
dc.date.available2024-03-20T01:33:50Z
dc.date.issued1996
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142496
dc.description.abstractKerusakan yang menyebabkan penurunan mutu daging segar, terutama disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme dan enzim. Salah satu usaha untuk menghambat aktivitas mikroorganisme dan enzim tersebut dilakukan proses blansir. Proses blansir dilakukan setelah daging dikemas vakum, hal ini untuk mengurangi kehilangan berat selama proses blansir dan kontaminasi dari luar selama penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh blansir dan waktu penyimpanan terhadap mutu fisik dan mikrobiologis daging sapi yang dikemas vakum. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging lamusir sapi (otot Longissimus dorsi). Daging sapi segar (otot Longissimus dorsi) dipotong melintang dengan arah serat menjadi 72 bagian dengan berat masing-masing bagian ± 200 g. Masing-masing potongan dimasukkan ke dalam plastik, kemudian dikemas dengan proses vakum. Tiap kemasan diberi perlakuan blansir pada suhu 90° C dengan waktu blansir 0, 4, 8 dan 12 detik, dan perlakuan penyimpanan pada suhu 0° C selama 0, 7, 14, 21, 28, dan 35 hari. Pada setiap taraf perlakuan diamati mutu fisik dan mikrobiologis daging sapi yang dikemas vakum. Perlakuan blansir (4, 8, 12 detik) pada daging yang dikemas vakum berpengaruh nyata dalam penurunan nilai pH, peningkatan nilai Daya Ikat Air, peningkatan derajat warna putih (L), penurunan derajat warna merah (a), dan peningkatan derajat warna kuning (b). Perlakuan blansir tidak berpengaruh nyata pada nilai kekerasan, total mikroba dan total mikroba anaerobik serta anaerobik fakultatif. Tujuan proses blansir untuk mengurangi jumlah total mikroba awal tidak tercapai karena hanya sedikit saja menurunkan jumlah total mikroba awal. Perlakuan penyimpanan (0, 7, 14, 21, 28, 35 hari) berpengaruh nyata dalam penurunan nilai pH, peningkatan nilai Daya Ikat Air, peningkatan nilai kekerasan, penurunan derajat warna merah (a) peningkatan derajat warna kuning (b), peningkatan total mikroba serta total mikroba anaerobik dan anaerobik fakultatif. Perlakuan penyimpanan tidak berpengaruh nyata pada derajat warna putih (L) daging. Sampai dengan pengamatan hari terakhir yaitu 35 hari, daging dengan proses blansir 12 detik belum menunjukkan gejala kebusukan, dengan jumlah total mikroba 3.7 x 10 koloni/g, sedangkan daging tanpa proses blansir menunjukkan gejala kebusukan dengan jumlah total mikroba 1.4 x 10 koloni/g.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengaruh blansir dan waktu penyimpanan terhadap mutu fisik dan mikrobiologis daging sapi yang dikemas vakumid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record