Show simple item record

dc.contributor.advisorLioe, Hanifah Nur.
dc.contributor.advisorSoekarto, Soewarno T
dc.contributor.authorKhatim, Husnul
dc.date.accessioned2023-10-19T01:54:12Z
dc.date.available2023-10-19T01:54:12Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127013
dc.description.abstractTapioka merupakan salah satu bahan baku yang paling banyak digunakan dalam suatu industri, termasuk industri pangan. Proses pembuatan tapioka secara umum adalah dengan melakukan pengeringan. Pengeringan dilakukan untuk menghilangkan sejumlah air yang terdapat pada suatu bahan hingga kadar air sesuai dengan tujuan pengeringan. Terdapat banyak metode yang dilakukan untuk pengeringan salah satunya adalah dengan metode kemoreaksi. Pengeringan kemoreaksi memanfaaatkan kapur api (CaO) sebagai media absorbsi air dalam ruang tertutup dan kelembaban udara (RH) dibawah 20%. Penelitian ini bertujuan menentukan hubungan laju pengeringan tapioka dengan tingkat berat jenisnya. Tahap penelitian dimulai dengan melakukan pengeringan terhadap tapioka secara kemoreaksi dengan pengambilan data kadar air sebanyak 11 kali, yaitu pada jeda waktu 0, 1, 3, 5, 6, 7.5, 18, 24, 30, 48, dan 72 jam. Tahap selanjutnya melakukan pengukuran peningkatan berat jenis tapioka selama pengeringan dengan jeda waktu sesuai pada pengukuran kadar air. Selanjutnya menentukan hubungan yang dihasilkan dari pengukuran laju pengeringan yang diperoleh dari penurunan kadar air dan berat jenis selama proses pengeringan. Hasil dari pegukuran kadar air menunjukkan kadar air terendah dari hasil pengeringan adalah sebesar 3,36 % bk dan kadar air tertinggi 19,70% bk. Laju pengeringan denga CaO tertinggi sebesar 2,10 gH2O/jam dan terendah sebesar 0,38 gH2O/jam. Terdapat dua periode kadar air pada kurva antara laju pengeringan dan kadar air dengan batas kadar air M1 diperoleh sebesar 8,3% bk dan M2 15,7% bk. Pengukuran terhadap berat jenis menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai berat jenis terhadap waktu dan berbanding terbalik tehadap penurunan kadar air selama proses pengeringan. Nilai berat jenis terbesar diperoleh sebesar 1,3632 g/mL pada kadar air 3,36 % bk dan nilai terkecil dari berat jenis diperoleh sebesar 1,1245 g/mL pada kadar air 15,7% bk. Terdapat tiga periode kadar air pada kurva hubungan berat jenis dan kadar air. Batas kadar air periode satu M1 diperoleh sebesar 8,2% bk dan M2 13,5% bk. Hubungan antara laju pengeringan dan berat jenis diperoleh dari hasil analisis pengukuran berat jenis dan kadar air. Kurva berat jenis terhadap waktu menunjukkan tiga periode kadar air. Nilai batas kadar air M1 diperoleh sebesar 9,3% bk dan M2 14,0% bk. Sedangkan pada kurva laju pengeringan terhadap berat jenis terdapat dua periode batas kadar air. Nilai batas kadar air M1 diperoleh sebesar 3,7% bk dan M2 13,7% bk. Dari ke empat parameter tersebut, maka dapat ditentukan batas-batas periode kadar air yaitu periode satu berada pada nilai sekitar 3,7-9,3% bk, periode dua berada pada nilai nilai 13,7-15,7% bk.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agriculture University (IPB)id
dc.subject.ddcAgricultural Technologyid
dc.subject.ddcFood Science and Technologyid
dc.titleHubungan antara laju pengeringan tapioka secara kemoreaksi dengan tingkat berat jenisnyaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordChemoreactionid
dc.subject.keywordmoistureid
dc.subject.keyworddrying rateid
dc.subject.keyworddrying rateid
dc.subject.keywordthe densityid
dc.subject.keywordmoisture borderid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record