Karakteristik Fisik, Kimia, dan Sensori Formula Beras Analog dengan Ragam Konsentrasi Glukomanan Porang
Abstract
Produk pangan fungsional yang dapat menurunkan kadar gula darah merupakan salah satu alternatif untuk menurunkan prevalensi diabetes melitus dan obesitas. Beras analog adalah beras tiruan yang dibuat dari sebagian atau seluruhnya bahan non-padi dengan bentuk yang menyerupai beras. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik fisik, kimia, dan sensori beras analog formulasi terbaik dengan penerimaan konsumen yang tinggi. Beras analog dibuat dari kombinasi tepung beras dan glukomanan porang menggunakan metode ektrusi panas. Analisis penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua kali ulangan. Prosedur penelitian yang dilakukan adalah pembuatan beras analog dengan formulasi variasi glukomanan porang 10%, 15%, dan 20%. selanjutnya ditambahkan bahan pengikat yaitu GMS sebanyak 2% yang berfungsi juga sebagai lubrikan. Beras analog yang dihasilkan memiliki nilai derajat putih berkisar (72,66-73,95%); bobot seribu butir (19,35-23,46 g); densitas kamba (56,94-59,01 g/100 mL); dan waktu pemasakan (7,43-9,26 menit). Kadar abu beras analog berkisar (0,61-0,81%); kadar air (6,04-6,92%); kadar lemak (0,80-1,29%); kadar protein (7,18-8,31%); dan kadar karbohidrat (83,74-84,29%). Peningkatan penambahan glukomanan berpengaruh nyata terhadap sifat fisik, kimia (abu, protein, lemak), dan sensori beras analog. Formulasi terbaik berdasarkan metode Bayes yang diuji lebih lanjut untuk diketahui serat pangannya adalah beras analog dengan 10% glukomanan porang. Beras ini memiliki kadar serat pangan yang cukup tinggi, yaitu SDF sebesar 4,46% dan IDF sebesar 16,03%. Kandungan serat beras analog yang mengandung 10% glukomanan porang dapat memenuhi 50% kebutuhan serat harian.
