dc.description.abstract | Propolis merupakan hasil produksi dari lebah madu yang dikumpulkan dari
berbagai nektar tanaman. Kandungan yang dapat ditemukan pada propolis
diantaranya senyawa polifenol, flavonoid, asam aromatik, diterpenoid, dan
triterpenoid. Berbagai komponen kimia tersebut memberikan beragam bioaktivitas
pada propolis, diantaranya antiinflamasi (Sahlan et al. 2021), antivirus (Liao et al.
2021), antioksidan dan antibakteri (Pobiega et al. 2019). Spesies lebah asli
Indonesia yang memproduksi propolis lebih banyak adalah lebah Trigona spp.
Penelitian sebelumnya telah dilakukan pengujian kandungan fitokimia baik
kualitatif maupun kuantitatif pada propolis Trigona spp. Namun, belum
menganalisis stabilitas fitokimia ekstrak propolis. Padahal, informasi umur
simpan sangat diperlukan untuk menjamin kualitas produk. Penelitian ini
bertujuan mengevaluasi stabilitas produk propolis cair melalui kandungan
fitokimia selama penyimpanan dengan metode Accelerated Shelf Life Testing
(ASLT) pendekatan Arrhenius. Produk propolis cair dengan kemasan botol gelas
10 ml disimpan pada suhu 37, 45, dan 55oC selama 35 hari dan dianalisis setiap 7
hari sekali. Parameter yang dianalisis adalah total fenolik, aktivitas antioksidan,
dan pH. Ketiga parameter tersebut mengalami penurunan mutu selama
penyimpanan. Parameter total fenolik dipilih sebagai penduga umur simpan
dengan mengikuti ordo satu. Pendugaan umur simpan produk propolis cair
Trigona spp. adalah 2 tahun dengan laju reaksi (k) sebesar 0,001863 pada suhu
penyimpanan 25oC. Salah satu perusahaan baru yang memproduksi propolis cair
adalah PT. XYZ berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Produk propolis yang
dihasilkan belum memperoleh izin edar BPOM. Nomor izin edar BPOM wajib
dimiliki produk propolis cair yang mana tergolong produk obat tradisional,
sebagaimana diatur dalam Peraturan Kementerian Kesehatan No. 7 Tahun 2012. | id |