Show simple item record

dc.contributor.advisorDewanti-Hariyadi, Ratih
dc.contributor.authorYuthia, Gemala Dinda
dc.date.accessioned2021-03-10T00:20:38Z
dc.date.available2021-03-10T00:20:38Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106218
dc.description.abstractKeamanan pangan merupakan hal utama dalam menyediakan pangan yang baik bagi manusia. Saat ini beban penyakit bawaan pangan di Indonesia cukup tinggi yang diperkirakan 680 DALYs per 100.000 penduduk. Keracunan pangan Staphylococcus adalah penyakit bawaan pangan yang umum terjadi di seluruh dunia. Staphylococcus dibedakan menjadi 49 spesies dan 14 di antaranya dapat menyebabkan keracunan pangan, seperti Staphylococcus aureus yang dapat diklasifikasikan menjadi enam biotipe. S. aureus menghasilkan enterotoksin Staphylococcus (SE) yang resisten terhadap enzim proteolitik dan memungkinkan untuk transit utuh melalui saluran pencernaan. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengkaji metode-metode berbasis molekuler yang telah dikembangkan untuk mempelajari karakteristik S. aureus dan SE dalam berbagai jenis pangan, diantaranya pada susu dan produk susu, daging dan produk daging, makanan jajanan, produk biji-bijian, dan minuman. Kajian yang dilakukan melalui penelusuran pustaka terpublikasi melalui internet dengan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan tersebut menghasilkan 65 publikasi ilmiah antara tahun 1977–2020. Penandaan plasmid (plasmid profiling) merupakan metode molekuler pertama untuk karakterisasi bakteri melalui isolasi serta pembandingan jumlah dan ukuran plasmid dengan gel elektroforesis agarosa. PFGE (pulsed field gel electrophoresis) dan RFLP (restriction fragment length polymorphism) mengkarakterisasi S. aureus dan SE berdasarkan pemecahan kromosom menjadi fragmen kecil menggunakan enzim restriksi dilanjutkan dengan elektroforesis. PFGE memiliki keunggulan dalam daya diskriminasi, kemampuan pemecahan DNA, reproduktifitas, serta merupakan standar emas untuk typing. RFLP tidak memerlukan informasi urutan DNA atau sintesis oligonukleotida sebelum analisis. PCR (polymerase chain restriction) digunakan untuk menggandakan molekul DNA dengan bantuan enzim DNA polymerase dan primer. PCR memiliki kecepatan dan efisiensi yang tinggi dalam mendeteksi S. aureus dan SE.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKajian Pengembangan Metode Karakterisasi Bakteri dan Enterotoksin Staphylococcus aureus dalam Panganid
dc.title.alternativeStudy of the Characterization and Detection Methods of Staphylococcus aureus in Foodsid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordPCRid
dc.subject.keywordPFGEid
dc.subject.keywordplasmid profilingid
dc.subject.keywordRFLPid
dc.subject.keywordStaphylococcus aureusid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record