Show simple item record

dc.contributor.advisorSugiyono
dc.contributor.advisorRahayu, Winiati Pudji
dc.contributor.authorAgustiansyah, Duta
dc.date.accessioned2019-10-21T03:17:03Z
dc.date.available2019-10-21T03:17:03Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/99077
dc.description.abstractProgram keamanan pangan mandiri perlu diberikan kepada komunitas sekolah sebagai bentuk pemberdayaan sumber daya manusia dalam menangani isu keamanan pangan. Program keamanan pangan yang disusun harus dapat dijalankan secara mandiri oleh sekolah dan dapat berintegrasi dengan sistem kurikulum yang ada sehingga program dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi keberadaan program keamanan pangan di sekolah serta mengetahui respon pihak sekolah terhadap pedoman keamanan pangan yang dikembangkan oleh Badan POM RI. Penelitian dilaksanakan dengan cross sectional survey dengan menggunakan kuisioner dan wawancara untuk mengonfirmasi jawaban responden. Survei dilaksanakan di 17 SLTP dan 16 SLTA di lima wilayah DKI Jakarta dengan responden mencakup kepala sekolah dan guru pembina OSIS. Hasil survei menunjukkan program keamanan pangan yang paling banyak dilaksanakan adalah program pelatihan keamanan pangan kepada guru dan siswa, sedangkan program dengan frekuensi pelaksanaan paling rendah adalah program pelatihan keamanan pangan kepada penjaja Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS). Pedoman kegiatan keamanan pangan yang disusun berisi 8 program keamanan pangan yang dibagi menjadi 7 program untuk SLTA dan 4 program untuk SLTP. Penyusunan pedoman keamanan pangan yang mengacu pada kegiatan berbasis ekstrakurikuler diharapkan dapat berintegrasi dengan kurikulum sekaligus mampu meningkatkan minat siswa. Survei minat responden dalam melaksakanan program pada pedoman keamanan pangan menunjukkan program pemilihan dan kampanye agent of change menjadi program keamanan pangan dengan minat paling besar di SLTP dan SLTA. Program dengan minat pelaksanaan paling rendah adalah penggunaan sarana online untuk mengakses materi keamanan pangan di SLTP dan lomba pembuatan film dokumenter di SLTA. Uji chi-square Pearson menunjukkan adanya hubungan antara minat responden dalam melaksanakan program dengan pembinaan keamanan pangan di SLTP dan SLTA. Keterbatasan waktu pelaksanaan menjadi hambatan utama dalam pelaksanaan program penggunaan sarana online untuk mengakses materi keamanan pangan di SLTP. Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung kegiatan menjadi hambatan utama pada program lomba pembuatan film dokumenter di SLTA. Hasil uji penilaian responden terhadap pedoman keamanan pangan menunjukkan komponen instruksi, bahasa, serta tabel dan gambar pada pedoman dinilai mudah dipahami oleh mayoritas responden. Keluhan pada istilah asing yang sulit dimengerti, penggunaan ilustrasi yang minim warna, serta tabel yang tidak nyaman untuk dibaca menjadi poin evaluasi bagi pedoman.id
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcFood Sciencesid
dc.subject.ddcFood safetyid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcDKI - Jakartaid
dc.titlePengembangan Pedoman Keamanan Pangan untuk Siswa Sekolah Tingkat Menengahid
dc.subject.keywordkeamanan panganid
dc.subject.keywordpedomanid
dc.subject.keywordprogramid
dc.subject.keywordsekolahid
dc.subject.keywordsurveiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record