Pengembangan Pedoman Keamanan Pangan untuk Siswa Sekolah Tingkat Menengah
View/ Open
Date
2019Author
Agustiansyah, Duta
Sugiyono
Rahayu, Winiati Pudji
Metadata
Show full item recordAbstract
Program keamanan pangan mandiri perlu diberikan kepada komunitas
sekolah sebagai bentuk pemberdayaan sumber daya manusia dalam menangani isu
keamanan pangan. Program keamanan pangan yang disusun harus dapat
dijalankan secara mandiri oleh sekolah dan dapat berintegrasi dengan sistem
kurikulum yang ada sehingga program dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi keberadaan program keamanan pangan
di sekolah serta mengetahui respon pihak sekolah terhadap pedoman keamanan
pangan yang dikembangkan oleh Badan POM RI. Penelitian dilaksanakan dengan
cross sectional survey dengan menggunakan kuisioner dan wawancara untuk
mengonfirmasi jawaban responden. Survei dilaksanakan di 17 SLTP dan 16
SLTA di lima wilayah DKI Jakarta dengan responden mencakup kepala sekolah
dan guru pembina OSIS. Hasil survei menunjukkan program keamanan pangan
yang paling banyak dilaksanakan adalah program pelatihan keamanan pangan
kepada guru dan siswa, sedangkan program dengan frekuensi pelaksanaan paling
rendah adalah program pelatihan keamanan pangan kepada penjaja Pangan
Jajanan Anak Sekolah (PJAS). Pedoman kegiatan keamanan pangan yang disusun
berisi 8 program keamanan pangan yang dibagi menjadi 7 program untuk SLTA
dan 4 program untuk SLTP. Penyusunan pedoman keamanan pangan yang
mengacu pada kegiatan berbasis ekstrakurikuler diharapkan dapat berintegrasi
dengan kurikulum sekaligus mampu meningkatkan minat siswa. Survei minat
responden dalam melaksakanan program pada pedoman keamanan pangan
menunjukkan program pemilihan dan kampanye agent of change menjadi
program keamanan pangan dengan minat paling besar di SLTP dan SLTA.
Program dengan minat pelaksanaan paling rendah adalah penggunaan sarana
online untuk mengakses materi keamanan pangan di SLTP dan lomba pembuatan
film dokumenter di SLTA. Uji chi-square Pearson menunjukkan adanya
hubungan antara minat responden dalam melaksanakan program dengan
pembinaan keamanan pangan di SLTP dan SLTA. Keterbatasan waktu
pelaksanaan menjadi hambatan utama dalam pelaksanaan program penggunaan
sarana online untuk mengakses materi keamanan pangan di SLTP. Keterbatasan
sarana dan prasarana pendukung kegiatan menjadi hambatan utama pada program
lomba pembuatan film dokumenter di SLTA. Hasil uji penilaian responden
terhadap pedoman keamanan pangan menunjukkan komponen instruksi, bahasa,
serta tabel dan gambar pada pedoman dinilai mudah dipahami oleh mayoritas
responden. Keluhan pada istilah asing yang sulit dimengerti, penggunaan ilustrasi
yang minim warna, serta tabel yang tidak nyaman untuk dibaca menjadi poin
evaluasi bagi pedoman.