Daya Hambat Matcha Cajuput’s Candy pada Pembentukan Biofilm Solobacterium moorei ATCC-22971 secara in Vitro dan Senyawa Sulfur Volatil pada Oral Volunter.
View/ Open
Date
2019Author
Rahmanti, Sheina Aulia
Wijaya, C. Hanny
Bachtiar, Boy M
Metadata
Show full item recordAbstract
Solobacterium moorei diketahui berasosiasi dengan halitosis karena mampu
menghasilkan senyawa sulfur volatil (VSC) di dalam rongga mulut. Salah satu
metode mengurangi halitosis adalah dengan cara menghambat aktivitas bakteri S.
moorei yang berpotensi membentuk biofilm, sehingga VSC yang terbentuk juga
dapat ditekan. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa matcha cajuput’s candy
sukrosa (MCCS) mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab halitosis,
yaitu Porphyromonas gingivalis sekaligus mengurangi kadar metil merkaptan yang
merupakan VSC yang dihasilkan oleh bakteri tersebut. Penelitian ini bertujuan
mengetahui daya hambat matcha cajuput’s candy sukrosa (MCCS) dan matcha
cajuput’s candy non sukrosa (MCCNS) dengan konsentrasi matcha x%, x-0.5% dan
x+0.5% terhadap pembentukan biofilm S. moorei ATCC-22971 penyebab halitosis
secara in vitro dan mengetahui potensi matcha cajuput’s candy dalam menurunkan
kadar VSC penyebab bau mulut pada volunter. Penelitian ini juga bertujuan
mengetahui nilai kesukaan panelis terhadap sensori matcha cajuput’s candy. Hasil
menunjukkan bahwa matcha cajuput’s candy dan cajuput’s candy tanpa matcha
mampu menghambat pembentukan biofilm S.moorei ATCC-22971 lebih baik
dibandingkan kontrol (suspensi bakteri tanpa perlakuan permen). Konsentrasi
matcha sebesar x% dalam matcha cajuput’s candy mampu menurunkan biofilm
secara nyata dibandingkan cajuput’s candy tanpa penambahan matcha, ditandai
dengan penurunan nilai optical density (OD). Penurunan viabilitas biofilm paling
tinggi yaitu sebesar 3 log dengan perlakuan MCCNS x+0.5%. Secara umum, bahan
baku utama yaitu sukrosa dan non sukrosa pada matcha cajuput’s candy tidak
memiliki perbedaan yang nyata dalam menghambat pembentukan biofilm S. moorei
ATCC-22971 secara in vitro. Berdasarkan uji bau mulut menunjukkan bahwa
semua sampel permen memiliki kemampuan yang sama dalam mengurangi bau
mulut volunter dengan halitosis sedang menjadi tidak ada bau mulut. Pengujian
sensori menunjukkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap matcha cajuput’s
candy berada pada tingkat agak suka (>3 dari 6).