Formulasi Beras Analog Tinggi Protein Berbasis Singkong, Maizena, dan Kedelai.
View/ Open
Date
2017Author
Khairunnisa, Karimah
Budijanto, Slamet
Sitanggang, Azis Boing
Metadata
Show full item recordAbstract
Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras sangat tinggi, dengan konsumsi mencapai 93.4 kg/kapita/tahun pada tahun 2015. Dalam rangka menurunkan tingkat konsumsi beras dan mewujudkan diversifikasi pangan, beras (BA) yang umumnya terbuat dari umbi-umbian dapat menjadi pilihan pangan pokok pengganti beras. Namun, umbi-umbian rendah akan protein sehingga beras analog umumnya tidak memiliki kandungan protein setara beras padi. Penambahan kedelai dalam formulasi beras analog diharapkan mampu meningkatkan kandungan proteinnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formulasi terbaik beras analog tinggi protein berbahan dasar singkong, maizena, dan kedelai yang dapat diterima secara organoleptik, serta memperkaya nutrisi beras analog. Penambahan kedelai terbukti mampu meningkatkan tidak hanya kadar protein beras analog, namun juga total mineral dan kadar lemak. Di lain pihak, komposisi kedelai yang terlalu banyak dan jumlah air yang sedikit dapat menurunkan penerimaan organoleptik beras analog. BA terbaik yang diterima secara organoleptik diperoleh dengan komposisi 60% tepung singkong, 20% maizena, 20% kedelai, ditambah air 50% dari total bahan kering yang diproses pada kondisi suhu ekstrusi dalam barrel 950C dan kecepatan ulir 28 Hz. BA kedelai mengandung kadar air 5.58±0.05%, kadar abu 1.46±0.00%, kadar lemak 4.41±0.16%, kadar protein 7.12±0.01%, dan kadar karbohidrat 81.43±0.20%. BA terbaik juga dapat diklaim sebagai pangan ‘sumber protein’ dengan daya cerna protein sebesar 23.43±0.55%.