dc.description.abstract | Meningkatnya prevalensi penyandang autisme menimbulkan kekhawatiran
bagi masyarakat luas. Apabila anak dengan sindrom autisme terlambat ditangani,
maka kondisinya dapat semakin parah dan akan menyebabkan anak tersebut gagal
mengembangkan kemampuan sosial dan komunikasinya. Salah satu penanganan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi gejala-gejala yang timbul pada penyandang
autisme tersebut adalah dengan pengaturan makannya, melalui penerapan diet
bebas gluten dan kasein. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk membuat inovasi
produk sebagai pangan alternatif bebas gluten dan kasein yang diperuntukkan bagi
anak dengan sindrom autisme, berupa produk pasta yang berfungsi sebagai
makanan pokok. Rancangan percobaan yang digunakan merupakan rancangan
acak lengkap dengan tiga formulasi, yaitu F1 yang memiliki rasio pati ganyong
dan tepung beras sebesar 50:50, F2 sebesar 60:40, dan F3 sebesar 70:30.
Penentuan formula terpilih dilakukan dengan mempertimbangkan hasil uji
organoleptik dan kandungan gizi produk hingga diperoleh pasta F3 sebagai
formula terpilih. Kandungan energi pasta formula terpilih sebesar 152.10 kkal,
dengan protein sebesar 0.81 gram (%b/b), lemak 0.34 gram (%b/b), dan
karbohidrat total 36.54 gram (%b/b) per takaran saji (130 gram). Kontribusi satu
takaran saji pasta ganyong (F3) menyumbang energi sebesar 7.24-9.51%, protein
1.34-2.30%, lemak 0.47-0.55%, dan karbohidrat 12.64-16.61% untuk pasta tanpa
saus, serta kontribusi pasta dengan saus, yaitu 10.81-14.20% energi, protein 6.01-
10.30%, lemak 5.47-6.36%, dan karbohidrat 15.34-20.16% terhadap AKG anak
usia sekolah. | id |