Akar Masalah Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah: Studi Kasus Pada Es, Jeli, Dan Minuman Berwarna
Abstract
Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) adalah pangan siap santap dan dijajakan di sekolah. Perilaku dan kesadaran pedagang yang belum memadai dapat menimbulkan ketidakamanan PJAS bagi konsumen. BPOM RI melakukan Gerakan Aksi Nasional PJAS untuk mewujudkan PJAS yang aman, bermutu, dan bergizi. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah monitoring dan inspeksi untuk mengetahui kondisi keamanan PJAS di sekolah-sekolah target oleh Balai POM di 31 provinsi. Hasil uji ditunjukkan dengan data jumlah sampel jajanan memenuhi syarat (MS) dan tidak memenuhi syarat (TMS). Akan tetapi, data hasil uji tersebut belum dimanfaatkan secara optimal dalam merumuskan langkah perbaikan mutu PJAS. Penelitian ini menggunakan analisis ragam dan Pareto. Analisis ragam digunakan untuk mengetahui keragaman TMS tiap provinsi dan jenis PJAS. Sedangkan analisis Pareto digunakan untuk mengidentifikasi penyebab utama TMS pada tiap jenis PJAS. Selanjutnya hasil analisis digunakan sebagai dasar perumusan perbaikan mutu PJAS pada tiap pemangku kepentingan, antara lain pemerintah, konsumen (guru, orang tua, dan siswa), dan pedagang PJAS berdasarkan hasil analisis data dalam kurun waktu 2011 hingga 2013. Jenis PJAS dengan angka TMS tertinggi yaitu es diikuti minuman berwarna, jeli, bakso, kudapan, makanan ringan, dan mi. Tingkat TMS tertinggi terjadi pada tahun 2011, lalu menurun pada tahun 2012, kemudian meningkat kembali pada tahun 2013. Hasil analisis ragam menunjukkan adanya keragaman tingkat TMS pada provinsi dan jenis PJAS. Analisis Pareto menunjukkan penyebab TMS pada jeli yang menjadi proritas untuk ditangani adalah kandungan siklamat dan cemaran koliform. Penyebab utama TMS pada es yaitu kandungan siklamat, cemaran koliform, dan angka lempeng total (ALT), sedangkan pada minuman berwarna yaitu cemaran ALT, koliform, dan angka kapang khamir (AKK). Secara umum, masalah utama keamanan PJAS yaitu cemaran mikroba yang melebihi batas maksimum.