Kajian Penggunaan Daun Pepaya, Daun Belimbing Wuluh, Daun Cente, Daun Jeruk Purut, dan Bunga Kecombrang sebagai Insektisida Alami Terhadap Perkembangan Sitophilus zeamais Motsch dan Aplikasinya pada Penyimpanan Beras.
Abstract
Penyimpanan bahan pangan merupakan salah satu aspek penting dalam teknologi pasca panen. Selama penyimpanan, bahan pangan pokok seperti beras dapat mengalami perubahan atau kerusakan yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas bahan pangan. Agar kerusakan secara kualitas atau kuantitas dapat ditekan, hasil-hasil pertanian harus disimpan dalam gudang dengan manajemen gudang yang efisien. Serangga hama gudang merupakan salah satu penyebab kerusakan yang terbesar pada komoditas pangan yang disimpan. Serangga tidak hanya memakan bahan makanan yang disimpan, tetapi juga menyebabkan kontaminasi terhadap bahan pangan yang disimpan berupa feses dan webbing. Selain itu serangga mati dapat mencemari bahan pangan yaitu berupa potongan atau sisa-sisa tubuh serangga (Cotton dan Wilbur, 1974). Dari berbagai cara pengendalian hama pasca panen, cara yang paling efisien adalah cara kimia dengan menggunakan insektisida termasuk fumigan. Namun penggunaan insektisida sintetis ini dapat menimbulkan dampak negatif apabila penggunaannya tidak terkendali. Oleh karena itu penggunaan insektisida sintetis perlu dipertimbangkan dan sedikit demi sedikit digantikan kedudukannya dengan insektisida alami nabati yang relatif lebih murah dan aman bagi manusia dan lingkungan karena sifatnya yang mudah terurai. Penelitian ini bertujuan untuk mepelajari daya insektisida dari lima bahan nabati yaitu daun pepaya, daun belimbing wuluh, daun cente, daun jeruk purut, dan bunga kecombrang terhadap perkembangan serangga hama pasca panen Sitophilus zeamais Motsch. Penelitian ini meliputi tahap persiapan dan tahap uji coba daya insektisida. Tahap persiapan meliputi pembiakan serangga S. zeamais Motsch, pembuatan tepung nabati, dan pembuatan media oligidik. Tahap uji coba daya insektisida meliputi penelitian pendahuluan, penelitian utama, dan aplikasi pada beras. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah jumlah serangga turunan pertama (F1), periode perkembangan (D), indeks perkembangan (ID), laju perkembangan intrinsik (Rm), dan kapasitas multiplikasi mingguan (λ). Selain itu untuk mengetahui tingkat kerusakan yang ditimbulkan juga diamati jumlah total populasi serangga (Nt), persen biji berlubang (%), persen kehilangan bobot (%KB), dan persen fraksi bubuk yang timbul (%frass).

