Show simple item record

dc.contributor.advisorMuchtadi,Tien R.
dc.contributor.advisorChendra, Andy
dc.contributor.authorPrathivi, Marina Noor
dc.date.accessioned2013-02-11T02:03:54Z
dc.date.available2013-02-11T02:03:54Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/60574
dc.description.abstractPT. Nestlé Indonesia adalah salah satu perusahaan pangan yang memproduksi minuman teh serbuk instan. Bahan baku yang digunakan adalah gula pasir rafinasi, asam sitrat, serbuk teh instan, gum arab, serbuk lemon flavor, dan asam askorbat. Proses pembuatan minuman tersebut dilakukan melalui proses pencampuran kering bahan baku membentuk campuran yang homogen dalam tiga tahapan yaitu pembuatan premix, proses pencampuran antara premix dengan gula pasir, dan proses pengemasan. Masalah yang selama ini terjadi adalah ketidakhomogenan produk sehingga kandungan vitamin C di dalam setiap kemasan bervariasi. Standar minimum kandungan vitamin C di dalam setiap kemasannya adalah 240 mg/100g dengan batas minimum release parameter adalah 257 mg/100g. Kegiatan magang ini bertujuan (a) mengidentifikasi faktor-faktor penyebab ketidakhomogenan produk minuman teh serbuk instan di PT Nestlé Indonesia dan (b) menghasilkan langkah perbaikan untuk memperoleh produk yang homogen melalui optimasi tahapan produksi produk minuman teh serbuk. Kegiatan magang dilakukan dalam tiga tahap yaitu observasi masalah, analisis penyebab masalah dan analisis langkah perbaikan. Berdasarkan hasil identifikasi masalah dengan menggunakan diagram ishikawa, diketahui terdapat empat penyebab yang memberikan pengaruh paling signifikan yaitu karakteristik sifat fisik, pembuatan premix, proses pengeluaran produk dari mixer, dan proses pengemasan. Karakteristik sifat fisik yang memberikan pengaruh paling signifikan terhadap profil homogenitas produk adalah ukuran partikel dan kemampuan laju alir serbuk. Rasio ukuran partikel antara gula pasir dengan vitamin C adalah 1:2. Perbedaan ukuran partikel ini akan menyebabkan produk mudah bersegregasi sehingga sulit untuk mencapai kondisi homogen. Kemampuan laju alir produk minuman teh serbuk akan mengikuti karakteristik gula pasir yaitu mudah mengalir sehingga dapat menyebabkan campuran bersegregasi pula. Indikator kehomogenan proses adalah nilai Coefficience of Variance (Cv). Cv adalah nilai yang menunjukkan kehomogenan proses jika nilainya ≤2%. Premix memiliki nilai Cv sebesar 6.74%. yang menunjukkan premix tidak homogen sehingga akan mempengaruhi profil homogenitas pada proses selanjutnya yaitu saat pencampuran. Waktu pencampuran optimum adalah selama 12.5 menit. Selain itu, diperoleh pula range proses dikategorikan homogen jika kandungan vitamin C berada pada kisaran 251.86 mg/100g - 262.14 mg/100g. Kisaran tersebut diperoleh dari variasi ±2% dari nilai rata-rata. Pada saat proses pengeluaran produk dari mixer, terjadi segregasi dimana gula pasir akan lebih banyak berada di pinggir tumpukan sedangkan serbuk yang berukuran kecil akan berada di tengah tumpukan. Proses pengemasan produk juga memberikan efek segregasi terhadap produk karena terbentuknya core flow pada hopper. Core flow menyebabkan bagian tengah tumpukan serbuk pada mesin pengemas akan turun lebih dulu.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleOptimasi Proses Produksi Produk Minuman Teh Serbuk di PT. Nestlé Indonesia.en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record