Show simple item record

dc.contributor.advisorWaysima
dc.contributor.advisorZakaria, Fransisca Rungkat
dc.contributor.advisorIrawati, Zubaidah
dc.contributor.authorUmam, Khoirul
dc.date.accessioned2013-02-08T07:23:10Z
dc.date.available2013-02-08T07:23:10Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/60550
dc.description.abstractIradiasi pangan merupakan proses paparan radiasi pengion pada bahan pangan untuk membunuh mikroorganisme dan serangga yang mungkin terdapat pada bahan pangan dengan memanfaatkan gelombang elektromagnetik. Iradiasi dosis tinggi, yaitu proses iradiasi dengan dosis minimum 45 kGy dilakukan untuk mendapatkan produk pangan siap saji. Salah satu produk pangan yang diiradiasi dengan metode ini adalah pepes ikan. Produk ini dapat langsung dikonsumsi karena steril dari bahaya mikrobiologi. Akan tetapi belum diketahui efek secara biokimia di dalam tubuh, sehingga perlu dilakukan uji toksikologi agar teknologi ini dapat diterapkan secara komersial. Selain uji pada daging ikan, uji pada tulang ikan perlu dilakukan karena tulang ikan yang diiradiasi memiliki tekstur yang rapuh sehingga sering dikonsumsi seperti daging ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak tulang ikan iradiasi dosis tinggi terhadap hemolisis eritrosit dan proliferasi limfosit secara in vitro. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kapasitas antioksidan dan kadar malonaldehida pada ekstrak tulang ikan pepes iradiasi dosis tinggi. Pada pengenceran 0x, persentase hemolisis eritrosit akibat pengaruh tulang noniradiasi sebesar 68.67 %, tulang iradiasi dengan masa simpan dua tahun sebesar 84.94 %, dan tulang iradiasi dengan masa simpan satu tahun sebesar 73.19 %. Sedangkan pada pengenceran 2x berturut-turut sebesar 67.07 %, 72.89 %, dan 67.67 %. Pada pengenceran 4x, berturut-turut sebesar 60.79 %, 62.25 %, dan 59.34%. Berdasarkan analisis statistik dengan uji ANOVA, tidak terjadi perbedaan yang nyata (p>0.05) antara persentase hemolisis pada noniradiasi, tulang iradiasi dengan masa simpan satu tahun dan dua tahun pada semua perlakuan pengenceran. Indeks stimulasi proliferasi limfosit pada pengenceran 0x akibat pengaruh tulang noniradiasi sebesar 1.50, tulang iradiasi dengan masa simpan dua tahun sebesar 1.26, dan tulang iradiasi dengan masa simpan satu tahun sebesar 1.42. Sedangkan pada pengenceran 2x berturut-turut sebesar 1.39, 1.16 dan 1.23. Pada pengenceran 4x berturut-turut sebesar 1.31, 0.98, dan 1.16. Berdasarkan analisis statistik dengan uji ANOVA, tidak terjadi perbedaan yang nyata (p>0.05) antara indeks stimulasi pada tulang noniradiasi, tulang iradiasi dengan masa simpan satu dan dua tahun pada semua perlakuan pengenceran. Kapasitas antioksidan tulang noniradiasi lebih kecil dibandingkan dengan kapasitas tulang iradiasi pada masing-masing pengenceran. Kapasitas antioksidan tulang iradiasi dengan masa simpan dua tahun meningkat dengan meningkatnya tingkat pengenceran. Pada pengukuran kadar malonaldehida, kadar malonaldehida tulang turun dengan meningkatnya tingkat pengenceran pada tulang iradiasi dan noniradiasi. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata (p> 0.05) pada kadar malonaldehida masing-masing sampel. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tulang ikan pepes yang diiradiasi dengan dosis tinggi dan disimpan selama satu tahun maupun dua tahun tidak memicu terjadinya hemolisis eritrosit hemolisis eritrosit manusia, tidak menghambat proliferasi limfosit manusia, cenderung meningkatkan kapasitas antioksidan, dan tidak meningkatkan kadar malonaldehida.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titlePengaruh Ekstrak Tulang Ikan Pepes Iradiasi Dosis Tinggi terhadap Hemolisis Eritrosit dan Proliferasi Limfosit Manusia secara In Vitro.en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record