Show simple item record

dc.contributor.advisorBudijanto, Slamet
dc.contributor.authorPutri, Yelita Utami
dc.date.accessioned2013-01-29T07:42:48Z
dc.date.available2013-01-29T07:42:48Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/59976
dc.description.abstractGolongan tanaman yang telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein adalah kacang-kacangan. Secara umum masyarakat telah dapat menerima keberadaannya sebagai bahan konsumsi makanan. Salah satu tanaman yang memiliki potensi protein yang cukup tinggi adalah kecipir (Psophocarpus tetragonolobus sp). Kecipir merupakan tanaman di daerah tropis yang dapat dimanfaatkan dalam setiap bagian tanamannya, terutama biji keringnya yang mempunyai kandungan protein antara 29.8-39.0% (National Academy of Science, 1975). Namun tanaman ini telah dilupakan oleh banyak orang dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Dalam usaha pengembangan biji kecipir sebagai bahan makanan ada beberapa hambatan, antara lain biji yang terlalu keras dan juga pahit langu yang tajam. Sifat inilah yang menyebabkan biji kecipir kurang disukai, meskipun kandungan gizinya cukup tinggi. Proses pengolahan perlu dilakukan terlebih dulu untuk memperoleh manfaat yang maksimum dari penggunaan biji kecipir sebagai bahan makanan. Salah satu pengolahan yang dapat diterapkan adalah dengan membuatnya menjadi tepung. Tepung yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah tepung biji kecipir dengan menggunakan metode penggilingan basah. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan meliputi tahap penentuan waktu perendaman optimal, penentuan waktu perebusan optimal, dan penentuan komposisi kimia bahan baku. Dari hasil penelitian pendahuluan kemudian dilanjutkan ke tahapan penelitian utama. Penelitian utama meliputi tahap pembuatan tepung biji kecipir dan analisis komposisi kimia serta sifat fisikokimia dan fungsional proteinnya. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa pengolahan awal biji kecipir agar didapatkan biji kecipir yang mudah dikelupas adalah dengan perendaman selama 18 jam dan perebusan selama 120 menit. Dari biji kecipir kupas kulit inilah yang akan digunakan pada tahapan penelitian utama. Secara garis besar tahap pembuatan biji kecipir ini terdiri dari tahap sortasi bahan, perendaman, perebusan, penggilingan, pengekstrakan dalam suasana basa, penyaringan, penetapan pH isoelektrik, pengendapan, dekantasi, pengeringan, dan penggilingan kembali dengan blender kering. Persentase berat kering hasil analisis proksimat tepung biji kecipir adalah kadar air sebesar 6.91%, kadar abu 4.02%, kadar lemak 26.63%, kadar protein 46.01%, dan karbohidrat 23.34%. Tepung biji kecipir ini dihasilkan dari bahan baku (biji kecipir) yang memiliki kadar protein 31.56% (berat kering). Sehingga nilai recovery proteinnya adalah 41.22%. Hasil analisis komposisi asam amino menunjukkan bahwa asam amino dominan dalam biji kecipir adalah asam glutamat (6.37%), prolin (3.61%), leusin (3.37%), dan lisin (2.79%). Sementara persentase asam amino triptofan (0.37%), sistein (0.40%), dan metionin (0.61%) adalah yang paling rendah dibanding asam amino lainnya. Hasil analisis sifat fisikokimia dan fungsional tepung biji kecipir cukup baik. Nilai kelarutan maksimum dari tepung biji kecipir ini didapatkan pada saat pH 11 dan nilai kelarutan minimum pada pH 4. Ini berarti titik isoelektrik dari protein tepung ini adalah ketika pH 4. Nilai densitas kamba dari tepung ini adalah 0.5974 g/ml. Nilai ini sesuai dengan kisaran densitas kamba dari produk tepungtepungan. Nilai Particle Size Index tepung cukup tinggi yaitu 81.41%. Nilai ini artinya sampel tepung biji kecipir yang dihasilkan memiliki ukuran yang halus. Penampakan fisik berupa warna dari tepung ini adalah cenderung kecoklatan, sehingga derajat putihnya hanya 60.73%. Hasil analisis sifat-sifat fungsional protein berupa daya serap air adalah senilai 2.1658 g/g, daya serap minyak 1.1698 g/g, dan daya emulsi 71.25%. Pembentukan gel membutuhkan konsentrasi minimal 15%. Nilai kapasitas busa tepung ini rendah yaitu hanya 36.00% dengan stabilitas 29.16%. Dengan mengacu pada hasil analisis tersebut, tepung biji kecipir ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pengolahan daging atau produk pangan lainnya yang tidak membutuhkan daya busa yang tinggi.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleStudi Pembuatan Tepung Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L) DC) Dengan Metode Penggilingan Basah dan Analisis Sifat Fisiko-kimia serta Karakteristik Fungsionalnyaen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record