Show simple item record

dc.contributor.advisorM.Arpah
dc.contributor.advisorWati
dc.contributor.authorSoekotjo, Reriel Anantria
dc.date.accessioned2013-01-28T07:17:41Z
dc.date.available2013-01-28T07:17:41Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/59879
dc.description.abstractFrozen dough adalah produk adonan beku yang diproses dengan menggunakan teknologi air blast freezer dengan suhu (-30°C). Adonan dari frozen dough memiliki keuntungan antara lain dapat diproduksi secara sentralisasi, mudah dalam distribusi atau transportasi, dan umur simpan produk lebih panjang. Kelemahan frozen dough yaitu penurunan retensi gas CO2 selama proofing dan penurunan volume potongan roti akibat kematian sel-sel khamir. Penelitian ini bertujuan untuk merancang formulasi frozen dough dan proses produksi dari awal hingga akhir serta untuk mengetahui pengaruh yeast dan jenis emulsifier dalam pembuatan roti dari frozen dough. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu penelitian tahap pertama, kedua, dan ketiga. Penelitian tahap pertama untuk menentukan formulasi dan proses pembuatan roti manis, penelitian tahap kedua untuk menentukan formulasi dan proses pembuatan roti manis dari frozen dough, dan penelitian tahap ketiga untuk melakukan analisis adonan yang telah dibekukan dalam air blast freezer dan analisis produk dari frozen dough. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pada adonan dan produk akhir. Analisis pada adonan yaitu potensi pengembangan adonan, volume spesifik adonan, dan analisis ekstensograf, sedangkan analisis pada produk roti yaitu analisis bread firmness, volume spesifik adonan, analisis warna crust dan crumb dengan chromameter, dan uji organoleptik. Hasil formulasi terpilih untuk pembuatan produk roti manis meliputi bahan-bahan sebagai berikut tepung terigu (100 g), air es (40-50g), yeast (1-2g), garam (1-2g), gula pasir (20-25g), susu bubuk (2-4g), telur (10-15g), lemak (10- 15g), dan bread improver (1-1.5g). Produk yang dihasilkan dari formulasi tersebut memiliki rasa aroma susu yang khas dan teksturnya lembut. Hasil analisis diperoleh potensi pengembangan adonan roti manis yaitu pada menit ke-50 sampai menit ke-160. Volume spesifik adonan roti manis yaitu sebesar 29.60 ± 0.5657 cm3 / 30 gram adonan. Berdasarkan uji ekstensograf, maksimum resistensi peregangan adonan roti manis pada menit ke-45 sebesar 657.5 BU menjadi 410 BU pada menit ke-135, sedangkan ekstensibilitas adonan pada menit ke-45 sebesar 16.6 cm menjadi 14.2 cm pada menit ke-135. Untuk analisis produk roti manis, nilai bread firmness sebesar 0.496 gf, volume spesifik roti sebesar 160.50 ± 0.7071 cm3 / 30 gram adonan, warna crust dengan nilai L sebesar 45.19, nilai a sebesar 18.27, dan nilai b sebesar 27.03. sedangkan nilai L untuk warna crumb sebesar 77.95, nilai a sebesar -1.54, dan nilai b sebesar 27.69.Hasil uji organoletik (uji hedonik) pada 25 orang panelis tidak terlatih dengan skala penilaian 5 tingkat (1= sangat tidak suka. 2= tidak suka, 3= netral, 4= suka, 5= sangat suka ) diperoleh level of acceptance sebesar 3.40, dengan nilai rata-rata aroma sebesar 3.24, tekstur sebesar 3.38, rasa keseluruhan 3.44, aftertaste 3.52. Hasil formulasi untuk frozen dough terdiri dari tepung terigu (100g), air es (60-65g), yeast (4,4.5, 5 g), garam (1-2g), gula pasir (20-25g), susu bubuk (2- 4g), lemak (10-15g), emulsifier A atau B (0.3g), dan antioksidan (100-200 ppm). Kombinasi antara konsentarsi yeast dan jenis emulsifier menghasilkan 6 formulasi 4 perlakuan adonan. Keseluruhan perlakuan disimpan dalam freezer suhu -20°C selama 0 hari, 7 hari, 14 hari, dan 21 hari. Proses pembuatan frozen dough sendiri dimulai dari penimbangan bahan, kemudian pencampuran bahan menjadi adonan, resting, pembekuan adonan dalam air blast freezer, penyimpanan beku dalam freezer. Apabila frozen dough diubah menjadi produk roti, maka melewati proses seperti thawing, proofing, dan terakhir proses pemanggangan adonan menjadi produk roti. Untuk analisis adonan pada frozen dough, berdasarkan hasil potensi pengembangan adonan, jumlah yeast yang banyak dan jenis emulsifier B lebih cepat mengembang. Demikian juga dengan volume spesifik adonan, jumlah yeast yang lebih banyak dan jenis emulsifier B akan memiliki volume spesifik adonan yang lebih tinggi. Untuk analisis resistensi regangan dan ekstensibilitas frozen dough, dengan adanya penyimpanan beku akan menurunkan nilai keduanya. Untuk analisis pada produk roti dari frozen dough, volume spesifik produk roti dari frozen dough menurun dengan semakin lama waktu penyimpanan untuk semua perlakuan. Sedangkan untuk analisis bread firmness, nilai bread firmness semakin meningkat dengan semakin lama waktu penyimpanan. Jenis emulsifier A mampu menghambat peningkatan firmness dari produk roti dari frozen dough tersebut. Nilai L pada analisis warna crust dan crumb menunjukkkan crust yang terang dan crumb yang cerah dengan perlakuan emulsifier B. Hasil uji organoleptik pada parameter aroma menunjukkan jumlah yeast yang sedikit menghasilkan produk roti yang kurang beraroma khas ragi. Pada parameter tekstur, jenis emulsifier A dinilai memiliki tekstur yang lebih baik selama penyimpanan. Pada parameter rasa, emulsifier B dinilai memiliki rasa yang lebih baik dan pada parameter aftertaste, jumlah yeast yang semakin banyak memberikan nilai aftertaste yang kurang baik (rasa asam).en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titlePengaruh Konsentrasi Yeast dan Jenis Emulsifier pada Frozen Doughen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record