Kandungan Antioksidan Ekstrak Tepung Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Pada Berbagai Pelarut, Suhu, dan Waktu Ekstraksi
View/Open
Date
2010Author
Wijaya, Leonardus Adi
Kusumaningrum, Harsi D.
Widayanti, Siti Mariana
Metadata
Show full item recordAbstract
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu buah tropika unggulan nasional Indonesia dan menjadi primadona penghasil devisa negara. Data tahun 2006 menunjukkan bahwa hanya 5.697 ton manggis dari jumlah total produksi 72.634 ton yang dapat diekspor. Sisanya, sebagian besar dipasarkan di dalam negri dan banyak yang terbuang karena penanganan yang kurang baik. Hal ini sangat disayangkan, mengingat begitu besar manfaat yang dapat diperoleh dari buah manggis terutama kulitnya. Berdasarkan penelitian fitokimia, kulit buah manggis (KBM) mengandung senyawa antioksidan golongan fenolik. Senyawa-senyawa fenolik tersebut antara lain xanthone, antosianin, tanin, dan epikatekin. Melihat potensi antioksidan yang begitu besar pada KBM maka diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memanfaatkannya sebagai minuman fungsional. Penelitian ini mempelajari kandungan antioksidan ekstrak KBM (Garcinia mangostana L.) menggunakan lima jenis pelarut (air, etanol 96 %, etanol 70 %, easeton 72 %, dan aseton 90 %) dengan empat perlakuan suhu yaitu suhu ruang, 40oC, 60oC, dan 80oC serta tiga perlakuan waktu ekstraksi yaitu 2 jam, 4 jam, dan 6 jam. Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metode maserasi. Selain itu, untuk mencegah proses browning enzimatis pada tahap persiapan bahan dilakukan perendaman menggunakan air, larutan asam asetat 0,3 %, dan larutan metabisulfit 0,3 %. Bahan perendam terbaik untuk mencegah proses browning enzimatis adalah air. Proses perendaman menggunakan air menunjukkan warna tepung KBM yang lebih merah dibandingkan dengan kedua bahan perendam lainnya yaitu asam asetat 0,3 % dan metabisulfit 0,3 %. Ekstrak dengan pelarut aseton 72 % diketahui memiliki kapasitas antioksidan terbesar yaitu 89,31 % diikuti oleh ekstrak dengan pelarut etanol 70 % (86,63 %) dan ekstrak dengan pelarut air (86,29 %). Secara keseluruhan, kapasitas antioksidan seluruh ekstrak dengan berbagai pelarut memiliki kapasitas antioksidan yang lebih besar dari kapasitas antioksidan vitamin C 800 ppm yang hanya sebesar 79,26 %. Pelarut air memiliki kemampuan untuk mengekstrak total senyawa fenolik paling besar bila dibandingkan ke empat pelarut lainnya yaitu sebesar 154,57 mg katekin/g tepung KBM. Hal serupa nampak pada kemampuan pelarut air dalam mengekstrak senyawa antosianin yaitu sebesar 6,22 mg antosianin/g tepung KBM, terbesar diantara pelarut lainnya. Namun demikian, pelarut air bukanlah pelarut yang baik untuk mengekstrak komponen xanthone. Pelarut aseton 90 % merupakan pelarut terbaik untuk mengekstrak komponen xanthone (78,52 mg α mangostin/g ekstrak). Ekstrak dengan menggunakan pelarut aseton 72 % merupakan ekstrak yang memilki kapasitas antioksidan terbesar. Namun, hasil ekstrak tersebut bersifat non polar sehingga sulit untuk larut di dalam air. Melihat hal tersebut, maka pelarut air akan digunakan pada penelitian selanjutnya. Sifat pelarut air yang mudah didapat serta ekonomis menjadi salah satu alasan dipilihnya pelarut air pada tahap penelitian utama. Selain itu, ekstrak dengan pelarut air memiliki total senyawa fenolik terbesar dan kapasitas antioksidan terbesar ke tiga. Dalam penelitian utama diketahui bahwa suhu ekstraksi yang tinggi dapat merusak senyawa antioksidan dan antosianin yang ditunjukkan dengan semakin menurunnya kapasitas antioksidan dan total antosianin pada ekstrak. Suhu optimum untuk mengekstraksi senyawa antioksidan dan antosianin adalah pada suhu Ruang dengan lama ekstraksi selama 2 jam. Hasil yang berbeda diperoleh untuk ekstraksi senyawa fenolik dan xanthone. Keduanya memiliki suhu optimum ekstraksi cukup tinggi yaitu sebesar 60 oC dengan lama ekstraksi bervariasi antara 2 dan 4 jam. Secara umum, peningkatan suhu ekstraksi hingga 60 oC dapat meningkatkan jumlah senyawa xanthone sebesar 4,10 mg α mangostin/g ekstrak dan 7,08 mg senyawa fenolik setara asam galat/g ekstrak bila dibandingkan dengan ekstraksi pada suhu ruang selama 2 jam.