Peranan Tepung Jagung Termodifikasi terhadap Mutu dan Penerimaan Konsumen Mi Jagung
View/ Open
Date
2010Author
Indrawuri, Isnaini
Kusnandar, Feri
Palupi, Nurheni Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Mi jagung merupakan salah satu jenis produk yang ditujukan untuk dapat mendukung program diversifikasi pangan. Jenis mi jagung yang telah dikembangkan diantaranya adalah mi basah dan mi kering jagung yang dibuat dari 100% tepung jagung dengan teknologi kalendering/sheeting. Namun, penggunaan tepung jagung 100% menghasilkan mi basah jagung yang keras, mudah putus, dan kurang kenyal setelah direhidrasi dan mi kering jagung yang rapuh dan mudah patah sebelum direhidrasi dan keras, mudah putus, kurang kenyal serta lengket setelah direhidrasi. Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki karakteristik mi jagung dan pendekatan yang dilakukan adalah memodifikasi tepung jagung. Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh modifikasi HMT terhadap karakteristik tepung jagung, menentukan pengaruh substitusi tepung jagung HMT terhadap kondisi proses pengukusan adonan dan kualitas mi jagung (basah dan kering), dan mengevaluasi tingkat penerimaan konsumen terhadap produk mi jagung yang disubstitusi tepung jagung HMT. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap modifikasi dan karakterisasi tepung jagung native serta tepung jagung HMT, penentuan pengaruh substitusi tepung jagung HMT terhadap kondisi proses pengukusan adonan dan kualitas mi jagung, dan uji penerimaan konsumen terhadap produk akhir mi jagung. Modifikasi tepung jagung HMT dilakukan pada kadar air terkendali (24%) pada suhu 110oC selama 6 jam (Lestari, 2009). Modifikasi HMT (Heat Moisture Treatment) dapat mengubah sifat gelatinisasi tepung jagung dari tipe B (viskositas puncak sedang dan viskositas mengalami penurunan yang tidak terlalu tajam) menjadi tipe C (tidak adanya viskositas puncak dan viskositas tidak mengalami penurunan atau tidak memiliki nilai breakdown). Perubahan tersebut antara lain peningkatan suhu awal gelatinisasi dari 74,25 oC menjadi 79,50oC, penurunan viskositas maksimum tepung jagung dari 659,00 BU menjadi tidak ada, penurunan nilai breakdown dari 4,00 BU menjadi tidak ada, dan peningkatan nilai setback dari 315,00 BU menjadi 525,00 BU. Substitusi tepung jagung HMT memudahkan proses pembentukan adonan, adonan menjadi tidak lengket dan mudah dibentuk lembaran serta dicetak. Selain itu, waktu pengukusan adonan menjadi lebih panjang, yaitu 14-16 menit. Substitusi tepung jagung HMT juga meningkatkan kualitas mi basah jagung dan mi kering jagung. Secara objektif, substitusi tepung jagung HMT dapat menurunkan nilai kekerasan, KPAP, dan kelengketan serta meningkatkan nilai kekenyalan dan persentase elongasi mi jagung secara nyata (α=0,05). Secara subjektif (organoleptik), substitusi tepung jagung HMT secara nyata (α=0,05) menurunkan nilai kekerasan dan kelengketan, serta meningkatkan kekenyalan. Berdasarkan hasil uji penerimaan konsumen pada 175 orang responden, sebanyak 69,12% responden menyukai produk olahan mi basah jagung native dan sebanyak 60% menyukai produk olahan mi basah jagung HMT. Responden yang menyukai produk olahan mi kering jagung native sebesar 43%, sedangkan responden yang menyukai produk olahan mi kering jagung HMT sebesar 55%.