Show simple item record

The Effect of Training and Coaching on Knowledge, Attitudes, and Practices of Food Hygiene and Sanitation Mothers of Healthy Children Kiosk (IWAS)

dc.contributor.advisorRoosita,Katrin
dc.contributor.advisorEkayanti, Ikeu
dc.contributor.authorMuthmainnah
dc.date.accessioned2012-05-07T02:21:52Z
dc.date.available2012-05-07T02:21:52Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54425
dc.description.abstractFood is a basic requirement for human life. Food is easily contaminated and can cause foodborn diseases. This is generally due to inappropriate hygiene and sanitation. Hygiene and sanitation is important to be considered in every stage of food processing in Healthy Children Kiosk (Warung Anak Sehat=WAS). The objective of this study was to analyze the effect of training and coaching on food hygiene-sanitation knowledge, attitudes, and practices of mothers who manage WAS (IWAS). A pra-experimental with one group pretest-posttest design was applied in this study and 14 IWAS in Sukabumi District were recruited. The study was conducted in five districts, consists of Cisaat, Kadudampit, Kebonpedes, Cicurug, and Warungkiara. The data collected consists of primary data and secondary data. Primary data were obtained using questionnaires and directly observation includes the characteristics of IWAS, characteristics of WAS, knowledge, attitudes, and practices of food hygiene and sanitation, method of street food production, and physical facilities. Secondary data include the profile of Sukabumi District. The score of knowledge, attitudes, and practices of the IWAS before and after training and coaching were compared by a paired samples t-test. The result showed that training and coaching has improved significantly (p<0.05) the score of food hygiene-sanitation knowledge, attitudes, and practices.en
dc.description.abstractTujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak pelatihan dan pendampingan terhadap pengetahuan, sikap dan praktik higiene sanitasi makanan Ibu Warung Anak Sehat (IWAS). Adapun tujuan khusus yaitu: (1) mengidentifikasi karakteristik WAS; (2) mengidentifikasi ketersediaan fasilitas fisik IWAS; (3) mengetahui proses pembelian dan pemilihan bahan makanan oleh IWAS; (4) mengetahui cara penyimpanan bahan makanan; (5) mengetahui proses persiapan dan pengolahan makanan; (6) mengetahui proses penyajian makanan; (7) menganalisis dampak pelatihan dan pendampingan terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik higiene dan sanitasi makanan IWAS. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pra-experimental study dengan one group pretest-posttest design. Penelitian dilakukan di lima kecamatan di Kabupaten Sukabumi yaitu Cisaat, Kadudampit, Kebonpedes, Cicurug, dan Warungkiara. Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Nopember 2011. Penarikan contoh dilakukan secara purposive dengan kriteria contoh berjenis kelamin perempuan, aktif sebagai kader posyandu dan ikut ke dalam program WAS. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi dan wawancara secara langsung menggunakan alat bantu kuisioner. Data primer yang dikumpulkan meliputi data karakteristik IWAS (umur, besar keluarga, pendidikan, pendapatan), karakteristik WAS (bentuk warung dan jenis makanan jajanan), ketersediaan fasilitas fisik, proses pengolahan pangan (pembelian, penyimpanan, persiapan dan pengolahan, serta penyajian makanan), pengetahun, sikap, dan praktik higiene dan sanitasi makanan jajanan. Tahapan pengolahan data dimulai dari coding, entri, cleaning, dan analisis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel 2010 dan Statistical Program for Social Sciences (SPSS) versi 16.0 for Windows. Analisis data secara deskriptif dilakukan dengan memberikan kategori atau pengelompokkan yang dilakukan dengan mengacu pada nilai acuan. Analisis data lanjutan dilakukan untuk melihat pengaruh pelatihan dan pendampingan terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik higiene dan sanitasi makanan. Sebagian besar (78.6%) IWAS termasuk kategori dewasa awal yaitu berada pada kisaran antara 20-40 tahun. Besar keluarga IWAS, sebanyak 50% termasuk kategori keluarga sedang dengan jumlah anggota keluarga antara 5-6 orang dan lima puluh persen lainnya tergolong keluarga kecil. Dilihat dari tingkat pendidikan, sebagian besar (42.8%) merupakan tamatan SMA dan hanya satu orang IWAS (7.1%) lulusan sarjana (S1). Untuk pendapatan suami IWAS, sebanyak 85.7% berpenghasilan >Rp 1.000.000,00 per bulan dan untuk IWAS hanya 28.6% IWAS yang memiliki penghasilan <Rp 500.000,00 per bulan. Bentuk warung terbagi atas dua jenis yaitu bangunan permanen dan gerobak. Bentuk warung IWAS memiliki perbandingan yang sama yaitu 50% berupa bangunan permanen atau kios dan 50% mempunyai gerobak. Makanan jajanan yang dibuat beraneka ragam, terdapat 32 jenis makanan jajanan yang dijual tersebar di empat belas WAS. iv Sebagian besar IWAS sudah menyediakan fasilitas fisik berupa ventilasi (86% IWAS), lantai dapur bukan dari tanah (85.7% IWAS), sumber air bersih (78.6% IWAS), wastafel (57% IWAS), dan saluran pembuangan air limbah (42.9% IWAS). Seluruh IWAS (100%) membeli bahan pangan di pasar tradisional. Frekuensi pembelian untuk sembako/bahan kering, sebanyak 35.7% IWAS adalah dua kali dalam seminggu. Bahan yang mudah rusak seperti sayuran sebagian besar IWAS (71.4%) membelinya setiap hari dan untuk pembelian buah-buahan sebagian besar IWAS (71.4%) melakukannya sebanyak dua kali dalam satu minggu. Dalam proses penyimpanan bahan makanan, sebagian besar IWAS (78.6%) memisahkan bahan makanan matang dengan bahan pangan mentah. Hampir separuhnya menyimpan bahan makanan kering di dalam etalase yang tersedia di warung dan menyimpan bahan makanan yang mudah rusak di lemari pendingin. Sebagian besar (72%) IWAS melakukan proses memasak di dapur rumah dan pada umumnya dilakukan secara individual. Sumber air memasak yang digunakan sebagian besar (71.5%) IWAS adalah air sumur. Proses pengolahan dilakukan pada pagi hari (78.6% IWAS). Dalam penggunaan bahan tambahan pangan (BTP), seluruh IWAS (100%) menggunakan vetsin dan tedapat 28.6% IWAS menggunakan pewarna makanan berwarna hijau, merah muda, dan putih untuk mengolah makanan jajanan. Pewarna hijau digunakan untuk membuat bubur sum-sum, sedangkan untuk es mambo menggunakan ketiga warna tersebut. Dalam penyajian makanan, sebanyak 42.9% IWAS menggunakan wadah saji yang tertutup untuk menempatkan makanan jajanan. Sebanyak 49.7% IWAS yang makanan jajanannya tidak terjual habis, maka makanan tersebut dikonsumsi oleh IWAS dan keluarganya sendiri. Pengetahuan, sikap, dan praktik IWAS dalam hal higiene dan sanitasi makanan meningkat secara signifikan (p<0.05) sebagai dampak dari kegiatan pelatihan dan pendampingan
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectfood hygieneen
dc.subjectsanitationen
dc.subjecttrainingen
dc.subjectcoachingen
dc.subjectWASen
dc.subjectIWASen
dc.titleAnalisis Dampak Pelatihan dan Pendampingan Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Higiene Sanitasi Makanan Ibu Warung Anak Sehat (IWAS) di Kabupaten Sukabumi.en
dc.titleThe Effect of Training and Coaching on Knowledge, Attitudes, and Practices of Food Hygiene and Sanitation Mothers of Healthy Children Kiosk (IWAS)


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record