Show simple item record

Monosodium Glutamate (MSG) Usage Analysis on Housewives in Rural and Urban in Bogor.

dc.contributor.advisorKhomsan,Ali
dc.contributor.authorMurdiana, Elsa
dc.date.accessioned2012-05-04T06:17:01Z
dc.date.available2012-05-04T06:17:01Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54385
dc.description.abstractThe objective of this study was to identify knowledge, attitude and practice of MSG usage, determine variety of MSG product commonly used by housewives in rural and urban, and analyze correlation among knowledge, perception, attitude and practice of MSG usage. The study used a cross sectional design. Data was collected on August to November 2011 at Kelurahan Tegallega and Desa Babakan. Sample was chosen with purposive sampling. Number of sample was 64 housewives. Based on this study most housewives in rural and urban had fair knowledge about MSG. However, attitude of MSG usage was categorized as low. More than half of the housewives in rural and urban used MSG and the most widely MSG product commonly used by housewives were instant portion meal product. Based on Spearman correlation analysis there was a significant correlation between knowledge about MSG with age and education level of housewives in rural. There was also a significant correlation between attitude with practice MSG usage in urban.en
dc.description.abstractTujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan praktik penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) pada ibu rumah tangga di daerah perkotaan dan perdesaan di Bogor. Adapun tujuan khususnya adalah 1) mengetahui pengetahuan, sikap dan praktik penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) 2) mengetahui beragam jenis produk makanan/bahan makanan mengandung MSG yang biasa dikonsumsi/digunakan ibu rumah tangga di perkotaan dan perdesaan, 3) menganalisis keterkaitan antar variabel pengetahuan, sikap dan praktik penggunaan Monosodium Glutamat (MSG). Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study yang dilakukan di Kelurahan Tegalega sebagai daerah perkotaan dan Desa Babakan sebagai daerah perdesaan. Pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih satu minggu yaitu dari tanggal 11 sampai tanggal 19 Agustus 2011. Jumlah contoh yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 64 ibu rumah tangga yang terdiri dari 32 orang ibu rumah tangga di kelurahan Tegalega dan 32 orang ibu rumah tangga di desa Babakan. Penarikan contoh penelitian dilakukan dengan teknik simple random sampling pada tingkatan RW dan RT. Kemudian pada tingkatan RT dipilih secara purposive dengan kriteria yaitu ibu rumah tangga yang berasal dari keluarga utuh tidak buta huruf dan tidak bekerja di sektor formal. Jumlah contoh yang diambil dalam peneltian ini adalah sebanyak 64 ibu rumah tangga yang terdiri dari 32 orang dari perkotaan dan 32 orang dari perdesaan. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik rumah tangga (umur dan pendidikan ibu, besar keluarga dan pendapatan keluarga), persepsi, pengetahuan, sikap dan praktik penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) ibu. Data sekunder berupa data keadaan umum lokasi penelitian dan data pendukung lainnya. Selanjutnya data dianalisis menggunakan program komputer Microsoft Excel dan Statistical Program for Social Sciences (SPSS) versi 16,0 for windows. Hampir tiga perempat keluarga responden di kota (78.1%) dan lebih dari setengah keluarga responden di desa (65.5%) merupakan keluarga kecil dengan rata-rata pendapatan di kota (Rp 422 999/kap/bln) lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan keluarga responden di desa (Rp 326 079/kap/bln). Sepertiga responden di kota berada pada kisaran usia 30-39 tahun (34.4%), sedangkan di desa hampir separuh (43.8%) responden berada pada kisaran tersebut. Ratarata umur responden di kota (39.5 tahun) lebih tua dibandingkan dengan umur responden di desa (37.9 tahun). Secara keseluruhan tingkat pendidikan responden di kota lebih tinggi dibandingkan responden di desa. Lebih dari sepertiga contoh di kota (40.6%) berpendidikan SMP. Sementara itu, contoh di desa tersebar pada tingkat SD (37.5%) dan tingkat SMP (34.4%). Berdasarkan persentase yang didapat, sebanyak 40.6% responden di kota dan 56.2% responden di desa termasuk dalam kategori pengetahuan sedang. Rata-rata pengetahuan MSG responden di kota (68.4 ± 16.7) lebih tinggi dibandingkan rata-rata pengetahuan responden di desa (60.6 ± 16.8). Hampir sebagian besar responden di kota (81.2%) dan di desa (71.9%) memiliki sikap kategori kurang terhadap penggunaan MSG. Rata-rata sikap terhadap penggunaan MSG responden di kota (51.9 ± 6.4) lebih rendah dibandingkan ratarata sikap responden di desa (55.3 ± 7.3). Lebih dari setengah responden di kota (78.1%) maupun desa (84.4%) menggunakan MSG. Jenis produk mengandung MSG yang paling banyak digunakan responden baik di kota maupun di desa adalah produk makanan porsi instan dengan rata-rata frekuensi 11.3 kali/bulan di kota dan 12.8 kali/bulan di desa. Berdasarkan uji korelasi Spearman, didapatkan adanya hubungan nyata antara variabel pengetahuan tentang MSG dengan umur pada contoh di kota (r=- 0.376; p= 0.034), pengetahuan tentang MSG dengan tingkat pendidikan contoh di kota (r= 1.000; p= 0.005), pengetahuan dengan sikap terhadap penggunaan MSG responden di kota (r= -0.371; p= 0.037) dan sikap responden dengan praktik penggunaan MSG di desa(r= 0.367; p= 0.043).
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectmonosodium glutamateen
dc.subjectMSGen
dc.subjecthousewivesen
dc.subjectMSG usageen
dc.subjectknowledgeen
dc.subjectperceptionen
dc.subjectattitudeen
dc.subjectpracticeen
dc.titleAnalisis Penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) pada Ibu Rumah Tangga di Perkotaan dan Perdesaan Bogoren
dc.titleMonosodium Glutamate (MSG) Usage Analysis on Housewives in Rural and Urban in Bogor.


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record