Show simple item record

Consumption Pattern Analysis and Activity Pattern with Uric Acid Levels in Elderly Women Empowerment Elderly Participants in Bogor.

dc.contributor.advisorTanziha, Ikeu
dc.contributor.advisorEkayanti, Ikeu
dc.contributor.authorFajarina, Early
dc.date.accessioned2012-02-22T01:52:49Z
dc.date.available2012-02-22T01:52:49Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53471
dc.description.abstractIncreased Life Expectancy or usually called with UHH (Usia Harapan Hidup) impact on the growing number of elderly population, which in turn will also increase the incidence of chronic and acute diseases. Uric acid levels are influenced by many factors, including pattern of consumption and activity pattern. This study aims to analyze the patterns of consumption and patterns of activity with uric acid levels in older women. This study design is cross sectional study and take an example in the Empowerment elderly Yasmina Bogor. After inclusion criteria charged the amount of sample obtained by 30 people. The study found that household characteristics (education, employment, income and family size) is not related significantly (p> 0.05) on levels of uric acid. The relationship of individual characteristics (age, menopausal age, and nutrition knowledge) does not have a real relationship (p> 0.05) with uric acid levels. Only menopausal age who have a real corelation with uric acid levels (p = 0034, r =- 0389). Nutritional status, activity pattern, and pattern of consumption (energy, carbohydrates, proteins, fats, and purine) are not real corelation with uric acid levels (p> 0.05). Only the consumption of drinking water that has a relationship with uric acid levels (p = 0006, r =- 0487). The results of multiple linear regression test to variable pattern of consumption and pattern of activity on levels of uric acid is obtained that only the consumption of drinking water which significantly affect the levels of uric acid by the equation y = 14429-1138x with a significance 0.006.en
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola konsumsi makan dan aktivitas fisik dengan kadar asam urat wanita lanjut usia. Adapun tujuan penelitian ini secara khusus adalah: (1) Menganalisis proporsi lansia berdasarkan kadar asam urat tinggi dan normal; (2) Mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi dan individu, aktivitas fisik, dan pola konsumsi pada lansia berdasarkan kadar asam urat tinggi dan normal; (3) Menganalisis hubungan karakteristik sosial ekonomi dan individu, aktivitas fisik, dan pola konsumsi pada lansia berdasarkan kadar asam urat tinggi dan normal pada lansia; (4) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kadar asam urat pada lansia. Desain penelitian ini adalah dengan cross sectional study. Penelitian dilakukan pada peserta Program Pemberdayaan Wanita Pra Lanjut Usia dan Lanjut Usia di Bogor. Contoh adalah peserta pelatihan berusia ≥ 55 tahun, bugar, dapat diukur tinggi badan dan berat badannya, serta bersedia dan dapat diwawancarai. Secara keseluruhan jumlah peserta yang diambil sebagai contoh penelitian adalah 30 orang. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer meliputi karakteristik individu, karakteristik rumah tangga, pola konsumsi makan, status gizi, serta aktifitas fisik. Data sekunder mengenai profil program pemberdayaan lansia dan nama peserta serta data hasil pemeriksaan kadar asam urat lansia. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan dengan teknik wawancara langsung dan pengukuran. Analisis gambaran menggunakan statistik deskriptif. Analisis hubungan menggunakan uji korelasi Pearson dan Spearman serta regresi linier berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kadar asam urat. Hasil analisis secara deskriptif menunjukkan bahwa proporsi lansia yang mempunyai kadar asam urat tinggi dan normal adalah 50%-50%. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal sebagian besar lulusan sekolah dasar (SD), yaitu sebanyak 8 orang (53.3%) dan begitu juga pada kelompok contoh dengan kadar asam urat tinggi, yaitu sebanyak 5 orang (23.3%).. Pendapatan pada contoh dengan kadar asam urat normal dan tinggi terbanyak ada pada selang di atas Rp 1.000.000,00 yaitu secara berturut-turut 40% dan 60%. Mayoritas contoh dengan kadar asam urat normal dan tinggi tergolong dalam keluarga kecil karena tinggal terpisah dari anak dan hanya berdua dengan suami. Presentase besaran keluarga contoh dengan kadar asam urat normal dan tinggi secara berturut-turut adalah 60% dan 63.4%. Contoh dengan kadar asam urat normal lebih banyak mengalami menopause pada usia di atas 50 tahun, yaitu sebanyak 73.3% .Sebaliknya, pada kelompok kadar asam urat tinggi lebih banyak mengalami menopause pada usia di bawah sama dengan 50 tahun, yaitu sebanyak 60%. Rata-rata konsumsi beras pada kelompok dengan kadar asam urat normal adalah 21 kali/minggu atau 3 kali/hari. Sedangkan pada kelompok asam urat tinggi tidak jauh berbeda, yaitu (20.06±2.4) kali/minggu. Telur ayam merupakan pangan hewani yang paling sering dikonsumsi oleh kelompok contoh dengan kadar asam urat normal, yaitu (3.2±3.8) kali/minggu. Sedangkan pada kelompok dengan asam urat tinggi, daging ayam lah yang paling sering iv dikonsumsi, yaitu mencapai (5.8±1.6) kali/minggu. Rata-rata frekuensi konsumsi tahu pada kelompok contoh dengan asam urat tinggi lebih tinggi dari contoh dengan kadar asam urat normal, yaitu (5.13±1.40) kali/minggu. Sedangkan pada contoh dengan kadar asam urat normal sebanyak (4.2±1.69) kali/minggu. Rata-rata frekuensi konsumsi ketimun pada contoh dengan kadar asam urat normal adalah sebesar (9.9±4.7) kali/minggu dan pada kelompok tinggi sebesar (6.6±4.8) kali/minggu. Jeruk merupakan buah yang paling sering dikonsumsi oleh kedua kelompok contoh. Pada contoh dengan kadar asam urat normal sebanyak (2±1.06) kali/minggu dan pada contoh dengan kadar asam urat tinggi sebanyak (2.33±1.29) kali/minggu. Rataan asupan energi contoh dengan kadar asam urat normal adalah 1537280 kkal dan contoh dengan kadar asam urat tinggi adalah adalah 1509±391 kkal dengan tingkat kecukupan berturut-turut sebesar 89.8% dan 82.2%. Rataan asupan protein contoh dengan kadar asam urat normal adalah 47.8±14.6 gram sehari dan memenuhi 93.7% kecukupan. Sedangkan rataan asupan protein contoh dengan kadar asam urat tinggi adalah 47.5% sehari dan memenuhi 89.2% kecukupan. Tingkat kecukupan energi dan protein contoh dengan kadar asam urat tinggi tergolong dalam defisit tingkat ringan, sedangkan pada contoh dengan kadar asam urat normal kecukupan energinya tergolong defisit ringan namun kecukupan proteinnya sudah tergolong normal (Depkes 1996). Pada kelompok contoh yang memiliki kadar asam urat normal terdapat 66.7% yang mempunyai kebiasaan minum lebih dari sama dengan delapan gelas sehari sedangkan kelompok contoh dengan kadar asam urat tinggi sebesar 40%. Rata-rata contoh memiliki aktivitas yang tergolong sedang dengan nilai tingkat aktivitas sebesar 1.70-1.99. Mayoritas satatus gizi kedua kelompok contoh termasuk ke dalam status gizi normal, tetapi kelompok dengan kadar asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi purin dalam satu harinya adalah sebesar (229.29±181.3) mg/hari. Sedangkan pada kelompok contoh dengan kadar asam urat yang tinggi rata-rata konsumsi purin perharinya adalah sebesar (433.6±362.6) mg/hari. Rata-rata konsumsi purin perhari pada kelompok contoh dengan kandungan asam urat yang tinggi lebih banyak dibandingkan dengan rata-rata konsumsi kelompok contoh dengan kandungan asam urat normal. Bahan pangan hewani yang paling banyak dikonsumsi oleh contoh adalah daging sapi, telur ayam, cumi, dan daging ayam. Sedangkan pada bahan pangan nabati, jenis yang paling sering dikonsumsi adalah tahu, tempe, bayam, kangkung, dan buncis. Namun secara uji statistik tidak diperoleh hubungan yang nyata (p>0.05) antara konsumsi purin dengan kadar asam urat dalam darah. Berdasarkan uji hubung yang dilakukan pada semua variabel, hanya dua variabel yang memiliki hasil signifikan dengan kadar asam urat ,yaitu usia menopause (p=0.034, r=-0.389) serta konsumsi air minum (p=0.006, r=-0.487). Uji regresi linear berganda yang dilakukan menunjukkan bahwa konsumsi minum berpengaruh nyata terhadap kadar asam urat dengan R2=0.237, artinya konsumsi air minum berpengaruh sebesar 23.7% terhadap perubahan kadar asam urat pada lansia.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectelderly womenen
dc.subjecturic acid levelsen
dc.subjectconsumption patternen
dc.subjectpattern of activityen
dc.subjectdrinking wateren
dc.titleAnalisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat Pada Lansia Wanita Peserta Pemberdayaan Lansia di Bogoren
dc.titleConsumption Pattern Analysis and Activity Pattern with Uric Acid Levels in Elderly Women Empowerment Elderly Participants in Bogor.


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record