Analisis Asupan Air dan Mutu Gizi Asupan Pangan pada Pria Dewasa di Indonesia
Analysis of Water Intake and Nutritional Quality of Diet among Adult Males in Indonesia.
Abstract
The objective of this research was to analyze water intake and nutritional quality of diet among adult males in Indonesia. This research was carried out through analyzing a data set of Riskesdas 2010. Data was collected in May-August 2010 by applying a cross-sectional study design. Research area consists of 441 regencies/cities of 33 provinces in Indonesia. The final data used in this research consists of 55946 samples from 62652 adult males (20-55 y) used by Riskesdas 2010. Data processing and analysis were conducted in Bogor in June-September 2011. The results showed that the mean of total water intake was 1757.5±589.9 mL/day in young adult (20-39 y) and 1797.5±586.7 mL/day in older adult (40-55 y). Percentage of water from beverages, food, and metabolism in young adult was 54.9±13.5%, 34.2±11.4%, and 10.9±3.5% respectively, while in older adult was 55.2±13.5%, 34.1±11.4%, and 10.1±3.4% respectively. The mean of total water requirement in young adult was 3369.2±417.2 mL/day and 3214.4±399.5 mL/day in older adult. The adequate level of total water intake was 52.9±19.0% and 56.8±20.0% in young and older adult, respectively (p<0.01). Half of samples (49.4%) nutritional quality of diet scores were in very low category. The mean of nutritional quality of diet score in young and older adult was 55.4±13.9 and 56.4±14.0, respectively. Water intake was associated (p<0.01) with education (r=0.019) and economic status (r=0.095). Nutritional quality of diet score was also associated (p<0.01) with education (r=0.148) and economic status (r=0.200). Independent sample t test showed that there was a significant difference of water intake and nutritional quality of diet score between samples who lived in urban and rural area. Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis asupan air dan mutu gizi asupan pangan pada pria dewasa (20-55 tahun) di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga memiliki tujuan khusus yaitu (1) menganalisis asupan air pada pria dewasa, (2) menganalisis kebutuhan dan tingkat kecukupan air pada pria dewasa, (3) menganalisis mutu gizi asupan pangan pada pria dewasa, (4) menganalisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan asupan air dan mutu gizi asupan pangan pada pria dewasa. Penelitan ini menggunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, sehingga desain penelitian secara keseluruhan mengacu pada desain penelitian tersebut (cross-sectional study). Wilayah penelitian terdiri atas 441 kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi. Pengumpulan data oleh tim Riskesdas dilakukan pada bulan Mei-Agustus 2010. Pengolahan, analisis dan interpretasi data dilakukan pada bulan Juni–September 2011. Data sekunder yang digunakan diperoleh dalam bentuk electronic file berupa entry data dan hasil pengolahan tim Riskesdas 2010. Data karakteristik sosial ekonomi keluarga, antropometri, dan konsumsi pangan diperoleh dari entry data kuesioner Riskesdas, sedangkan data status ekonomi, serta konsumsi zat gizi diperoleh dari hasil pengolahan tim Riskesdas 2010. Jumlah keseluruhan sampel Riskesdas 2010 sebanyak 251388 orang. Sebanyak 62652 sampel adalah pria dewasa. Proses cleaning dilakukan terhadap sampel yang tidak memiliki data konsumsi pangan, berat badan, dan tinggi badan. Proses cleaning juga dilakukan terhadap sampel dengan asupan air dari makanan dan minuman 0 mL, serta konsumsi energi kurang dari 3% dan lebih dari 300% dari BMR. Tingkat kecukupan zat gizi yang lebih dari 400% kebutuhan juga menjadi dasar dalam proses cleaning sampel. Setelah dilakukan cleaning, jumlah sampel yang digunakan sebanyak 55946 orang pria dewasa dengan rentang usia 20-55 tahun. Sampel dikelompokkan menjadi dewasa muda (20-39 tahun) dan madya (40-55 tahun). Sumber utama asupan air sampel berasal dari minuman dengan rata-rata 989.8±466.1 mL pada dewasa muda dan 1017.0±469.7 mL pada dewasa madya. Air dari makanan menyumbangkan sebesar 585.3±277.9 mL pada dewasa muda dan 598.0±277.6 mL pada dewasa madya, sedangkan air metabolik menyumbangkan 182.3±63.5 mL pada dewasa muda dan 182.5±62.1 mL pada dewasa madya. Rata-rata total asupan air yang didapatkan dari ketiga sumber tersebut pada dewasa muda dan madya masing-masing sebesar 1757.5±589.9 mL dan 1797.5±586.7 mL. Hasil uji beda t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara total asupan air dewasa muda dan madya (p<0.01). Rata-rata estimasi asupan air dari minuman sebesar 1791.1±739.4 mL pada dewasa muda dan 1821.3±737.3 mL pada dewasa madya, sehingga didapatkan rata-rata total asupan air sebesar 2558.7±1056.4 mL pada dewasa muda dan 2601.8±1053.2 mL pada dewasa madya. Rata-rata kebutuhan air dewasa muda sebesar 3369.2±417.2 mL, sedangkan pada dewasa madya sedikit lebih rendah, yaitu sebesar 3214.4±399.5 mL. Konsumsi air sampel hanya memenuhi 52.9±19.0% dari kebutuhan dewasa muda dan 56.8± 20.0% dari kebutuhan dewasa madya. iv Perbedaan tingkat kecukupan air dewasa muda dan madya signifikan (p<0.01) berdasarkan uji beda t. Skor mutu gizi asupan pangan (MGP) sampel paling banyak masuk dalam kategori sangat kurang, yaitu 50.3% pada kelompok dewasa muda, dan 47.9% pada kelompok dewasa madya. Dewasa muda dengan kategori skor MGP kurang sebanyak 34.3%, sedangkan dewasa madya sebanyak 34.8%. Selebihnya 12.8% dewasa muda dan 14.0% dewasa madya masuk dalam kategori cukup, serta hanya 2.6% dewasa muda dan 3.2% dewasa madya dalam kategori baik. Hasil uji beda t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara MGP dewasa muda dan madya (p<0.01). Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (p<0.01) antara pendidikan terakhir dengan asupan air (r=0.019) dan MGP (r=0.148). Hubungan yang signifikan (p<0.01) juga ditunjukkan antara status ekonomi dengan asupan air (r=0.095) dan MGP (r=0.200). Pengumpulan data konsumsi pangan pada Riskesdas di masa datang sebaiknya mengumpulkan data konsumsi yang lebih komperhensif dengan fokus tidak hanya pada asupan makanan, tetapi juga asupan minuman. MGP pria dewasa pada umumnya masih rendah, terutama karena rendahnya asupan zat gizi mikro, sehingga perlu diperbaiki dengan peningkatan konsumsi pangan hewani, buah, dan sayur.
Collections
- UT - Nutrition Science [2990]