Show simple item record

Correlation Between Breast-Feeding Practice, Food Consumption Patterns, and Learning Facilities with Logical-Mathematic Intelligence of Students at SDN 09 Pagi Jakarta Utara.

dc.contributor.advisorKhomsan,Ali
dc.contributor.authorMasruroh, Aulia
dc.date.accessioned2012-02-21T01:02:47Z
dc.date.available2012-02-21T01:02:47Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53452
dc.description.abstractThe aims of study was to know correlation between practice of breast-feeding, food consumption patterns, and learning facilities with logical-mathematic intelligence of students at SDN 09 Pagi Jakarta Utara. The study design used cross-sectional study. The total sample consists of 38 students of 4th grade. There was significant correlation between breast-feeding duration (p=0.000), exclusive breast-feeding duration (p=0.000), and mother‟s education (p=0.031) with IQ, while energy adequacy level (p=0.039), protein adequacy level (p=0.017), animal protein consumption frequency (p=0.000), doing homework at home (p=0.000), repeating the lesson (p=0.000), studying accompanied by parents (p=0.000), owning learning room (p=0.000), owning school stationery (0.000), owning desk for studying (p=0.000), IQ (p=0.002), and age (p=-0.042) had significant and positive correlation with students mathematic report score. There was significant correlation between protein adequacy level (p=0.033), animal protein consumption frequency (p=0.000), doing homework at home (p=0.000), repeating the lesson (p=0.000), studying accompanied by parents (p=0.000), owning learning room (p=0.000), owning school stationery (p=0.000), owning desk for studying (p=0.000), and IQ (p=0.011) with students‟ mathematic learning test result. There was no significant correlation between nutritional status (p=0.301), sex (p=0.061), pocket money (p=0.826), father‟s education (p=0.825), mother‟s education (p=0.205), and family‟s income (p=0.865) with mathematic report score. There was no correlation between energy sufficient level (p=0.073), nutritional status (p=0.807), sex (p=0.078), pocket money (p=0.789), age (p=0.097), father‟s education (p=0.995), mother‟s education (p=0.090), family‟s income (p=0.596) with students learning test result.en
dc.description.abstractSecara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan praktek pemberian ASI, pola konsumsi pangan, dan fasilitas belajar terhadap kecerdasaan logika-matematika anak SDN 09 Pagi Jakarta Utara. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1) mengetahui karakteristik orangtua dan siswa di SDN 09 Pagi Jakarta Utara, 2) mempelajari praktek pemberian ASI di SDN 09 Pagi Jakarta Utara, 3) mengetahui kecerdasan logika-matematika siswa (IQ dan prestasi belajar matematika), 4) mengidentifikasi kebiasaan konsumsi pangan siswa, 5) mengidentifikasi fasilitas belajar siswa, 6) menganalisis hubungan praktek pemberian ASI dengan IQ, IQ dengan prestasi belajar matematika, hubungan antara pola konsumsi pangan dengan prestasi belajar matematika, hubungan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar matematika. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Mei sampai Juli 2011 dengan desain cross sectional study. Sekolah Dasar (SD) yang menjadi tempat pengambilan data, yaitu SDN 09 Pagi Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara purposive yaitu sekolah dasar yang sudah mempergunakan test IQ untuk mengukur tingkat kecerdasan anak. Pemilihan populasi contoh dilakukan secara purposive berdasarkan izin dari pihak sekolah. Kriteria inklusi dalam penarikan contoh penelitian ini yaitu 1) telah melakukan tes IQ untuk mengukur tingkat kecerdasan, 2) bersedia diwawancara, 3) bersedia memberikan keterangan yang lengkap, jelas, dan benar. Jumlah contoh yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 38 siswa. Data yang diperoleh dari kuesioner diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensia statistik dengan menggunakan program komputer Microsoft Excell dan SPSS for Windows versi 16.0. Untuk mengetahui hubungan antar variabel digunakan uji korelasi Pearson dan Rank Spearman. Usia ayah berada dalam rentang dewasa madya dengan usia antara 41-65 tahun (52.6%), sedangkan usia ibu berada dalam rentang dewasa muda dengan rentang usia antara 20-40 tahun (76.3%). Sementara itu, besar keluarga siswa tersebar pada kelompok keluarga sedang (44.7%). Sebagian besar pendidikan terakhir ayah dan ibu adalah SMA/ Sederajat. Secara berturut-turut dengan persentase 50% dan 39.5%. Persentase tertinggi pekerjaan ayah sebagai pegawai (31.5%). Pekerjaan ibu dengan persentase tertinggi sebagai ibu rumah tangga (71.1%). Mayoritas 50% pendapatan keluarga per bulan berada pada nilai kurang dari Rp 1.000.000,00. Siswa kelas 4 SDN 09 terdiri dari laki-laki (55.3%) dan perempuan (44.7%). Rata-rata usia siswa berada pada rentang 10-11 tahun (89.5%). Uang saku siswa sebagian besar berkisar antara Rp. 6.000,00-Rp. 10.000,00 per hari (60.5%). Berdasarkan perhitungan IMT/U sebagian besar siswa berstatus gizi normal (76.3%). Praktek ASI eksklusif (36.8%) relatif sedikit ditemukan di SD 09 dibandingkan dengan yang tidak diberikan ASI eksklusif (63.2%). Rata-rata alasan ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dikarenakan ASI tidak keluar (62.5%). Durasi pemberian ASI eksklusif mayoritas masih ≤ 2 bulan (57.9%). Pemberian ASI di SD 09 selama lebih dari 12 bulan sebesar 26.3%. Sebanyak 68.4 persen ibu siswa memberikan susu formula kepada anaknya. Ibu siswa memberikan susu formula kepada anaknya saat anak berusia kurang dari 6 bulan (63.2%). Intelligensi quetiont siswa berada pada kategori rata-rata iv kurang dengan rentang skor 80-89 (31.6%), sedangkan nilai raport matematika siswa berada dalam kategori cukup dengan rentang 60-69 (39.5%) dan THB matematika siswa dalam kategori kurang dengan rentang <60 (47.4%). Siswa kelas 4 SDN 09 terbiasa makan tiga kali sehari dengan presentase sebesar 92.1%. Sebanyak 92.1% siswa selalu melakukan sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Sebagian besar siswa selalu terbiasa minum susu setiap hari (73.7%). Rata-rata siswa mengkonsumsi susu sebanyak satu gelas setiap hari (76.3%). Jenis susu yang paling banyak dikonsumsi adalah susu kental manis (52.6%). Sebesar 94.7% siswa selalu mengkonsumsi lauk hewani. Lauk hewani yang biasa dikonsumsi yaitu daging ayam (94.7%). Siswa selalu mengkonsumsi lauk nabati (94.7%). Lauk nabati yang biasa dikonsumsi yaitu tempe (92.1%). Sebesar 44.7% siswa menyatakan selalu mengkonsumsi sayur. Siswa lebih terbiasa mengkonsumsi sayur kangkung (81.6%). Sebanyak 50% siswa kadang-kadang mengkonsumsi buah. Buah yang biasa dikonsumsi yaitu buah jeruk (81.6%). Sebagian besar (52.6%) siswa kadang-kadang terbiasa membawa bekal ke sekolah. Mayoritas siswa paling banyak mengkonsumsi nasi dan lauk pauk sebagai bekal sekolah (60%). Siswa selalu terbiasa membawa air minum ke sekolah (52.6%). Air minum yang paling biasa dibawa yaitu air mineral (89.5%). Lebih dari 80% siswa selalu terbiasa jajan di sekolah. Tiga jenis makanan jajanan yang biasa dibeli oleh siswa adalah mie (50%), sosis (47.4%), dan pangsit (42.1%). Frekuensi pangan makanan pokok yang sering dikonsumsi yaitu nasi dengan rata-rata frekuensi konsumsi 18.4±3.8 kali/ minggu (65.8%). Sumber protein hewani dengan frekuensi konsumsi tertinggi adalah sosis sapi dengan rata-rata frekuensi konsumsi 7.6±4.6 kali/ minggu (21.1%). Pangan sumber protein nabati yang paling sering dikonsumsi adalah tempe dengan rata-rata frekuensi konsumsi 7.4±4.6 kali/ minggu (26.3%). Sayuran yang paling tinggi dikonsumsi adalah sop kol dan wortel dengan rata-rata frekuensi konsumsi 1.4±2.1 kali/ minggu (10.5%). Buah yang paling tinggi frekuensi konsumsinya adalah papaya dengan rata-rata frekuensi 1.7±2.4 kali/ minggu (13.2%). Sumber susu dan olahannya yang paling tinggi frekuensinya adalah susu kental manis dengan rata-rata frekuensi 3.7±3.3 kali/minggu (44.7%). Rata-rata konsumsi energi siswa adalah 1359 Kalori dan rata-rata konsumsi protein siswa adalah 35.3 gram, sedangkan rata-rata tingkat kecukupan gizi energi dan protein masing-masing sebesar 65.8% dan 69.9%. Lebih dari 70% siswa kelas 4 SDN 09 terbiasa mengerjakan PR di rumah. Sebesar 55.3% siswa tidak terbiasa mengulang kembali pelajaran di rumah, sedangkan sebanyak 60.5% siswa terbiasa ditemani belajar oleh orangtuanya. Sebesar 50% siswa memiliki meja khusus untuk belajar. Sebagian besar (39.5%) siswa meluangkan waktunya untuk kursus. Sebanyak 60.5% siswa tidak memiliki ruang belajar untuk belajar di rumah. Sebesar 100% siswa memiliki buku pelalajaran yang lengkap. Sebagian besar (52.6%) siswa tidak memiliki alat tulis lengkap. Berdasarkan uji korelasi Pearson, durasi pemberian ASI, durasi pemberian ASI esksklusif berhubungan signifikan dengan IQ, sedangkan nilai raport matematika siswa berhubungan nyata dengan tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, konsumsi protein hewani, mengerjakan PR di rumah, mengulang kembali pelajaran, orangtua menemani saat belajar, memiliki ruang belajar, memiliki alat tulis sekolah, memiliki meja khusus belajar, IQ, dan usia. Tingkat kecukupan protein, konsumsi protein hewani, mengerjakan PR di rumah, mengulang kembali pelajaran, orangtua menemani saat belajar, memiliki ruang belajar, memiliki alat tulis sekolah, memiliki meja khusus belajar, dan IQ berhubungan nyata dengan THB matematika siswa. Hasil uji korelasi Rank Spearman terdapat hubungan nyata antara tingkat pendidikan ibu dengan IQ.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectBreastfeedingen
dc.subjectFood Consumptionen
dc.subjectNutrition Statusen
dc.subjectIntelligence Quotienten
dc.titleHubungan Praktek Pemberian ASI, Pola Konsumsi Pangan, dan Fasilitas Belajar terhadap Kecerdasan Logika-Matematika Anak SDN 09 Pagi Jakarta Utaraen
dc.titleCorrelation Between Breast-Feeding Practice, Food Consumption Patterns, and Learning Facilities with Logical-Mathematic Intelligence of Students at SDN 09 Pagi Jakarta Utara.


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record