Show simple item record

dc.contributor.advisorBaliwati, Yayuk Farida
dc.contributor.advisorHeryatno, Yayat
dc.contributor.authorRatih, Dewi
dc.date.accessioned2011-11-18T06:17:54Z
dc.date.available2011-11-18T06:17:54Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51840
dc.description.abstractThe aim of this study was to analyzed the association between socio-economic characteristics and the double burden of malnutrition in under five children group in rural and urban areas of Indonesia. The research was conducted using cross sectional study design, which analyzed the 418 districts in Indonesia. The 318 districts were categorized as rural areas and 100 districts as urban areas). Data of malnutrition, the proportion of mothers complete the compulsory nine-year basic education, and household expenditure percapita were obtained from the Health Research Association (Riskesdas 2007). Data level of poverty and GDP percapita area were obtained from the Central Statistics Agency (BPS). Pearson correlation test was performed to determine the association between socio-economic characteristics and the double burden of malnutrition. The result showed that there was no association between socio-economic characteristics (the proportion of mothers complete the compulsory nine-year basic education, expenditure percapita, GDP percapita, and the level of poverty) with the double burden of malnutrition in under five children group at rural and urban areas of indonesia.en
dc.description.abstractKeberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Masalah gizi ganda sangat mengancam kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Berdasarkan Riskesdas tahun 2007 kurang gizi dan gizi lebih masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di banyak wilayah di Indonesia. Prevalensi nasional kurang gizi (gizi buruk dan gizi kurang) pada anak balita adalah 18.4 persen. Sementara itu, prevalensi nasional gizi lebih pada anak balita adalah 4.3 persen. Terdapat beberapa propinsi yang memiliki prevalensi kurang gizi dan gizi lebih melampaui prevalensi nasional yaitu Sumatera Utara, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Maluku dan Papua. Faktor penentu timbulnya masalah gizi akan berbeda di setiap wilayah yang memiliki karakteristik yang berbeda. Wilayah perdesaan dan perkotaan merupakan dua tipe wilayah dengan karakteristik sosial ekonomi yang berbeda. Menurut WHO (2008), masalah gizi merupakan efek kumulatif dari masalah sosial-ekonomi, kesehatan, dan gizi. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mempelajari keterkaitan faktor sosial ekonomi masyarakat dengan masalah gizi ganda pada kelompok usia balita di wilayah perdesaan dan perkotaan Indonesia. Tujuan khusus penelitian adalah (1) Mengetahui karakteristik sosial ekonomi (proporsi ibu lulus wajar, pengeluaran rumah tangga perkapita, PDRB perkapita, dan tingkat kemiskinan di wilayah perdesaan dan perkotaan; (2) Mengetahui masalah kurang gizi (undernutrition), masalah gizi lebih (overnutrition), dan masalah gizi ganda (double burden of malnutrition) pada kelompok usia balita di wilayah perdesaan dan perkotaan; dan (3) Menganalisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi wilayah dengan masalah kurang gizi, masalah gizi lebih, dan masalah gizi ganda pada kelompok usia balita di wilayah perdesaan dan perkotaan.
dc.subjectsocio-economic chracteristicsen
dc.subjectthe double burden of malnutritionen
dc.titleHubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Wilayah dengan Masalah Gizi Ganda pada Kelompok Usia Balita di Wilayah Perdesaan dan Perkotaan Indonesiaen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record