Pemanfaatan Pati Ubi Jalar Putih (Ipomoea batatas L.) Dan Pati Garut (Marantha arundinacea L.) Termodifikasi Untuk Produk Bubur Gel Instan Dan Roti Manis
Abstract
Ubi jalar putih dan garut merupakan contoh umbi-umbian yang banyak terdapat di Indonesia. Kedua jenis umbi ini mudah ditanam sehingga memililci potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Untuk meningkatkan nilai tambahnya, dilakukan modifikasi patio Modifikasi yang dilakukan untuk pati ubi jalar putih meliputi modifikasi kimia (hidrolisis asam dan ikatan silang) dan fisik (pregelatinisasi). Pati garut dimodifikasi dengan ikatan silang. Pereaksi yang digunakan untuk modifikasi ikatan silang adalah fosforus oksiklorida (POCh). Modifikasi pati dengan ikatan silang diketahui dapat membentuk resistant starch. Konsumsi resistant starch dapat memberikan efek positifbagi kesehatan. Pati ubi jalar termodifikasi diaplikasikan untuk produk bubur gel instan, sedangkan pati garut termodifikasi diaplikasikan untuk produk roti manis. Pati ubi jalar putih dimodifikasi dengan metode hidrolisis asam (PH 2, pH 3, pH 4; waktu inkubasi 2 dan 4 jam). Setelah hidrolisis asam, pati ubi jalar putih dimodifikasi dengan metode ikatan silang dengan POC!) sebanyak 0.05 % dari berat kering pati. Pati yang sudah dimodifikasi secara kimia dipilih untuk mengetahui kombinasi pedakuan yang paling baik untuk perlakuan selanjutnya. Pati yang terpilih adalah pati yang dihidrolisis pada pH 2 selama 2 jam dan dimodifikasi ikatan silang, serta pati yang dihidrolisis pada pH 4 selama 4 jam dan dimodifikasi ikatan silang. Setelah pregelatinisasi, dilakukan percobaan pencampuran dengan gula, garam dan air matang untuk mendapatkan hasil paling baile. Perbandingan pati, gula, garam dan air yang paling baik adalah 3 : 1 : 0.1 : 7 untuk pati yang dimodifikasi secara kimia, sedangkan pati yang tidak dimodifikasi perbandingannya adalah 3 : 1 : 0.1 : 5. Hasil uji ranking bubur gel instan menunjukkan sampel yang paling disukai adalah sampel yang tidak dimodifikasi secara kimia. Uji hedonik untuk atribut citarasa menunjukkan perbedaan nyata pada ketiga sampel yang diujikan, sedangkan untuk atribut tekstur dan overall tidak ada perbedaan yang signiftkan. Pati gamt dimodifikasi dengan teknik ikatan silang. Pereaksi yang digunakan adalah POCh dengan konsentrasi 0.2 % dari berat pati. Substitusi pati gamt termodifikasi dengan kadar RS IV sebesar 4.42 % untuk roti manis dilakukan pada konsentrasi 5 %, 10 %, 15 %, 20 %, dan 25 % dari berat terigu. Substitusi pati garut termodifikasi pada produk roti manis tidak memberikan pengaruh yang nyata pada konsentrasi 5-25 % untuk atribut rasa dan aroma. Substitusi pati gamt termodifikasi pada konsentrasi 10 % memberikan pengaruh nyata pada tekstur roti manis. Pada konsentrasi 25 %, substitusi pati gamt termodifikasi memberikan pengaruh nyata terhadap tekstur dan warna roti manis. Secara overall, substitusi pati gamt termodifikasi pada konsentrasi 5 %, 10 %, 15 %, dan 25 % tidak memberikan pengaruh nyata terhadap roti manis. Jadi, secara umum pati gamt termodifikasi cocok untuk dijadikan bahan substitusi roti manis.

