Show simple item record

dc.contributor.authorRasyid, Kemal Muhammad
dc.date.accessioned2011-07-19T03:42:18Z
dc.date.available2011-07-19T03:42:18Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/48539
dc.description.abstractUbikayu sebagai salah satu produk utama pertanian, yang hingga saat ini pemanfaatannya belum cukup optimal. Salah satu hasil olahan ubikayu yang potensial adalah gari yaitu makanan pokok (staple food) yang berasal dari Afrika Barat terutama Nigeria dan Ghana. Gari diperoleh dari hasil fermentasi kering umbi ubikayu berbcntuk tepung kasar yang tergelatinisasi. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat diketahui kelayakan pengembangan gari dalam skala industri rumah tangga di kabupaten Boyolali. Penelitian yang dilakukan mencakup aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manaj emen, aspek finansial, aspek hukum, aspek lingkungan, serta aspek sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif meliputi uji coba pembuatan gari, wawancara, pengumpulan kuisioner, serta pengumpulan data sekunder. Sedangkan aspek ekonomi syari'ah menggunakan studi pust'lka dan wawancara. Aspek pasar dan pemasaran menunjukkan ukuran pasar yang cukup besar yaitu 23.381) ton/t:lhul1 untuk kabupaten Boyolali dan 1.152 ton/tahun untuk kecamatan Simo. Peramalan pennintaan menunjukkan siklus produk terdiri dari tiga fase yaitu fase pcrkenalan, fase pertumbuhan dan fase kedewasan. Segmentasi dilakukan berdasarkan pendapatan dengan pasal' sasaran masyarakat berpenghasilan menengah dan bawah. Positioning gari sebagai makanan sarapan instan dal'i luar negeri. Pasar sasaran pada tahap awal produksi adalah lokasi di sekitar industri. Barga ditetapkan sebesar 80% dari harga beras yaitu Rp. 4000,-. Metode promosi dilakukan secara langsung. Saluran c,istribusi yang dipilih melalui pengecer dan penjualan langsung. Aspek teknik menyimpulkan lokasi yang dipilih adalah kecamatan Simo dengan kapasitas produksi sebesar 300 kg input/had atau 73.5 ton/tahun. Aspek proses produksi menunjukkan gari dapat diproduksi, walaupun masih memerlukan modifikasi proses untuk menyesuaikan dengan sclera masyarakat Indonesia. Rendemen diketahui scbesar 27% dengan produk tambahan 5%. Analisis proses dan kapasitas menunjukkan produksi menggunakan tiga peralatan utama yaitu mesin parut, mesin pemeras, dan alat penyangrai. Analisis aspek manajemen mcnunjukkan pabrik hanya memerlukan dua tenaga kelja langsung dengan seorang manajer yang merangkap sebagai pemilik usaha, sehingga struktur organisasi yang dipilih adalah struktur garis. Terdapat empat prinsip-prinsip ekonomi syari'ah yang digunakan yang digunakan dalam allalisis ini yaitu, kesempurnaan agama Islan1 dan cakupan syariah Islam pad a seluruh aspek kehidupan, hukum asal studi kelayakan bisnis adalah diperbolehkan, Nilai Ual'ah (peyewaanlfasilitas) terdistribusi sepanjang waktu pemakaian sebagai dasar biaya penyusutan dan beban dibayar dimuka sebagai aktiva, Pengharaman riba dan segala aspek yang berkaitan dengannya, waktu merubah harga sehingga discount faktor menggunakan Jaju inflasi dan biaya penyusutan luenggunakan metode garis lurus, keharaman pajak dan pemungutannya, serta gari tidak termasuk barang riba. Analisis aspek finansial dengan tingkat laju innasi sebesar 7 % menunjukkan NPV sebesar Rp. 78.395.109,-, IRR sebesar 280,23 %, net B/C sebesar ,1,32, BEP sebesar 34.093 kg input atau 46.39 % dari kapasitas produksi, PBP selama 8,34 bulan. Analisis sensitifitas menunjukkan bisnis masih memberikm1 keuntungan walaupun harga jual turun hingga 22,09 %, barga ubi kayu naik hingga 53,51 %, penjualan banya 76,03 % dari keseluruhan produksi. Modal investasi yang dibutuhkan adalah Rp. 4.966.500,-, dan total modal untuk 6 bulan sebesar Rp. 19.187.594,-. Modal tersebut dapat berasal dari modal sendiri atau dari modal orang lain dengan prinsip mudhorobah atau musyarokah. Semua ini menunjukkan bisnis secara finansiallayak untuk dijalankan. Analisis Aspek lingkungan menunjukkan proses pengolahan hanya menghasilkan dua limbah berupa sisa-sisa ubikayu dan air perasan yang tidak berbahaya. Ditilik dari aspck hukum, sebagai industri rumah tangga industri ini tidak memerlukan pcrizinan tertentu berdasarkan Perda No.6 dan 7 Tahun 2003. kecuali jika dipasarkan dengan kemasan dan merk tertentu maka diperlukan ijin dari dinas kesehatan setempat berupa sertifikat PIRT dengan biaya antara Rp. 350.000,- hingga Rp. 500.000,-. Aspek sosial menunjukkan gari dapat menyerap tcnaga kelja minimal dua orang, menyerap pi.'Oduksi petani, terjadinya alih pengetahuan proses pembuatan gari, peningkatan pendapatan dan pemanfaatan modal, serta dapat membantu ketahanan pangan.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleStudi Kelayakan Bisnis Pengembangan Produk Pendamping Beras "Gari" Dalam Skala Industri Rumah Tangga Di Kabupaten Boyolali Dengan Konsep Ekonomi Syari'ahen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record