dc.description.abstract | Pembuatan kecap tradisional dilakukan melalui dua tahap fermentasi, yaitu fermentasi kapang dan fermentasi dalam larutan garam. Fermentasi kapang sering disebut fermentasi koji, sedangkan fermentasi dalam larutan garam sering disebut proses moromi atau baceman. Kecap yang terbuat dengan proses fermentasi ini memiliki flavor yang disukai oleh masyarakat. Komponen yang berkontribusi terhadap aroma kecap adalah kelompok komponen volatil. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perubahan komponen volatil selama fementasi kecap, mulai dari kedelai rnentah sampai rnenjadi moromi 60 hari. Pengukuran kadar air dan total abu dilakukan untuk digunakan sebagai data pendukung dalam penyetaraan kuantifhi komponen volatil. Penyetaraan dilakukan berdasarkan padatan selain abu, dengan basis 100 gram kedelai mentah. Penyetaraan ini dilakukan karena adanya penambahan garam pada pernbuatan moromi dan juga dengan asumsi perubahan total abu selama fermentasi kecil. Dengan dernikian akan didapatkan data yang dapat dibdingkan antara data yang satu dengan data yang lain dengan menggunakan basis yang relatif sama. Komponen volatil dalm bahan diekstrak dengan menggunakan alat distilasiekstraksi Likens-Nickerson, selama dua jam dengan menggunakan pelarut dietil eter. Kemudian ekstrak sampel dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 40°C tanpa menggunakan vakum. Setelah itu dilakukan analisis komponen volatil menggunakan GC-MS. Hasil yang diperoleh dari GC-MS diidentifikasi berdasarkan perbandingan pola spektra massa dan Linier Retention Index (LRI)-nya. | id |