Keadaan Sosial Ekonol1li, Lingkungan RUl1lah, dan Perawatan Kesehatan Kaitannya Dengan Status Gizi Balita Peserta Program Kelangsungan Hidup, Perkembangan, dan Periindungan Ibu dan Anak (KHPPIA) (Kasus di Desa Babakan Sadeng dan Leuwimekar, KeeHl1latan Leuwiliang, Kabupaten Bogor)
Abstract
Tujuan penelitian ini seem'a umum untuk menganalisa keadaan sosial ekonomi, lingkungan rumah, dan perawatan kesehatan kaitannya dengan status gizi anak balita. Seem'a khusus penelitian ini bertluuan ulltuk : (I) menganalisa hubll11gan sosial ekonomi dengan konsul11si pangan anak balita (2) menganalisa hubungan lingkungan rumah dengan penyakitlinfeksi pada anak balita (3) l11enganalisa hubungan perawatan kesehatan dengan penyakit/infeksi pada anak balita (4) menganalisa hubungan konsumsi pangan dengan status gizi anak balita (5) l11enganalisa hubungan penyakit/infeksi dengan status gizi anak balita (6) menganalisa hubungan konsumsi pangan dengan penyakit/infeksi pada anak balita. Penelitian ini dilakukan di Desa Babakan Sadeng dan Leuwil11ekar, Keeal11atan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan selama sebulan yaitu pada bulan Juli 1998. Lokasi penelitian ini dipilih seeara purposive dengan pertimbangan bahwa Desa Babakan Sadeng termasuk dalam kategori des a tertinggal (IDT) dengan kel11atian bayi tinggi sedangkan Desa Leuwimekar terl11asuk dalam kategori des a tidak teltinggal (non-lOT) dengan kel11atian bayi rendal!. Contoh diambil seeal'a aeak dengan jumlah 40 anak balita untuk masing-masing desa. Contoh yang diambil berusia antal'a 1 sal11pai 5 tahun. Data yang dikul11pulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer terdiri dari sosial ekonomi, lingkungan rumah, perawatan kesehatan, konsul11si pangan, kejaclian penyakit/infeksi selama satu bulan, status gizi anak balita. Data sekunder diperoleh dari kantor kepala desa dn puskesmas setempat yang meliputi keadaan geografi, penduduk, mata peneaharian, sarana kesehatan, dn sarana sosial ekonomi. Data primer dikulUpulkan dengan wawaneara menggunakan kuesioner. Pengolahan data pengetahuan gizi, dukungan ayah, lingkungan flImah, dan perawatan kesehatan anak balita dilakukan dengan cara menjumlahkan skor jawaban dari rcsponden kemudian dihitung persenlase anlara jumlah skor jawaban dengan skor seharusnya. Konsumsi pangan dikumpulkan dengan cam kuantitatif menggunakan metode recall 2x24 jam. Konsumsi pangan yang dianalisis dibatasi pacla konsumsi energi dan protein. Data konsumsi pangan selama 2 hari ini kemudian dikonversi menjadi konsumsi energi dan protein dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) dan Daftar Komposisi Makanan Jajanan (DKMJ) lalu dirataratakan. Angka kecukupan energi dan protein masing-masing anak balita dibandingkan dengan angka kecukupan zat gizi menurut Widya Kmya Pangan dan gizi tahun 1998. Data konsumsi ini kemudian dibandingkan dengan angka kecukupan masing-masing anak balita sehingga diperoleh tingkat konsul11si zat gizi masing-masing anak balita. Status gizi anak balita didekati dengan eara antropometri melalui pengukuran Berat Badan menurut Umur (BBIU), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BBITB) baku WHO-NCHS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan ayah (85,0%) dan ibu (90,0%) contoh di Desa Babakan Sadeng masih rendah yaitu SD. Demikian pula Desa Leuwimekar yaitu ayah sebesar 47,5% dan ibu 72,5%. Keluarga contoh di kedua desa termasuk keluarga menengah yaitu berkisar antara 5 - 7 orang. Pendapatan per kapita sebagian contoh Desa Babakan Sadeng (65,0%) menurut BPS (1998) masih berada di bawah garis kemiskinan, sedangkan Leuwimekar sebagian besar (70,0%) sudah berada di atas garis kemiskinan. Sebagian besar tingkat pengetahuan gizi ibu di kedua desa masih termasuk sedang yaitu sebesar 62,5% untuk Desa Babakan Sadeng dan 47,5% untuk Desa Leuwimekar. Dukungan ayah di kedua desa harus ditingkatkan. Sebagian besar dukungan ayah di kedua desa masih terkategori ktll•ang yaitu masing-masing sebesar 60,0%. Secara U1l1um keadaan sosial ekonomi Desa Leuwimekar lebih baik dibandingkan Desa Babakan Sadeng. Berdasarkan hasil uji anal isis Korelasi Pearson dan Spearman hubwlgan antara sosial ekonomi dengan konsumsi energi dan protein di Desa Babakan Sadeng, hanya pengetahuan gizi ibu dan dukungan ayah yang berhubungan nyata dengan konsumsi energi pada tarafuji 5 persen (a = 0,044 dan r = 0,3195) dan pada tarafuji 1 persen (a = 0,006 dan r = 0,4283) serta dengan konsumsi protein pada taraf uji 5 persen (a = 0,044 dan r = 0,3203) dan (a. = 0,014 dan r = 0,3857). Sedangkan di Desa Leuwimekar hanya dukungan ayah yang berhubungan nyata dengan konsumsi protein pada tarafuji 5 persen (a. = 0,015 dan r = 0,3829). Secara umum lingkungan rumah balita di kedua desa masih termasuk sedang yaitu sebesar 60,0% untuk Desa Babakan sadeng dan 70,0% untuk Desa Leuwimekar.. Akan tetapi lingknngan rumah Desa Leuwimekar lebih baik dibandingkan Desa Babakan Sadeng. Perawatan kesehatan balita di kedua des a masih harus ditingkatkan karena sebagian besar perawatan kesehatan termasuk sedang yaitu sebesar 50,0% untuk Desa Babakan Sadeng dan 42,5% untuk Desa Leuwimekar. Berdasarkan hasil uji analisis Korelasi Spearman, lingkungan rumah dan perawatan kesehatan di kedua des a tidak berhubungan dengan kejadian penyakitlinfeksi. Rata-rata konsumsi energi dan protein Desa Leuwimekar lebih tinggi dibandingkan Desa Babakan Sadeng. Rata-rata konsumsi energi balita Desa babakan Sadeng adalah 987 Kal dan Desa Leuwimekar 1036 Kal. Sedangkan konsumsi protein Desa Babakan sadeng adalah 23,4 gram dan Desa Leuwimekar 28,8 gram. Tingkat konsumsi energi dan protein Desa Leuwimekar lebih tinggi dibandingkan Desa Babakan Sadeng. Rata-rata tingkat konsumsi energi dan protein Desa Leuwimekar adalah 94,0% dan 117,0% serta Babakan Sadeng 89,5% dan 144,0%. Tingginya tingkat konsumsi Desa Leuwimekar dibandingkan Desa Babakan Sadeng karena secara sosial ekonomi Desa Leuwimekar lebih baik dibandingkan Desa Babakan Sadeng. Sebagian besar balita di kedua desa selama satu bulan terakhir men gal ami kejadian penyakit/infeksi yaitu 77,5% untuk Desa Babakan Sadeng dan 72,5% untuk Desa Leuwimekar. Di sini terlihat bahwa Desa Babakan Sadeng lebih sering mengalami kejadian penyakitlinfeksi. Kcadaan ini dipengaruhi oleh lingkungan rumah dan perawatan kesehatan anak balita di mana lingkungan rumah dan perawatan kesehatan anak balita di Desa Leuwimekar lebih baik dibandingkan Desa Babakan Sadeng. Penyakitlinfeksi yang banyak dial ami balita di kedua desa adalah penyakit/infeksi saluran pemapasan seperti pilek, batuk, dan demarnlpanas. Selain itu contoh juga mengalami penyakitlinfeksi sa luran pencemaan seperti mencret, sakit perut, dan mual/muntah. Pengobatan yang dilakukan terhadap kebanyakan penyakit/infeksi di kedua desa adalah pengobatan sendiri. Selain itu juga dilakukan ke dokter, bidan, dan mantri dan tidak ada seorang pun yang berobat ke dukun. Status gizi BBIU balita Desa Babakan Sadeng sebagian besar termasuk kategori sedang dan Desa Leuwimekar baik, status gizi TBIU balita Desa Babakan Sadeng sebagian besar masih termasuk kategori kurang dan Leuwimekar sedang, dan status gizi BB/TB balita Desa Babakan Sadeng dan Leuwimekar sebagian besar termasuk kategori baik. Secara umum status gizi anak balita di Desa Leuwimekar lebih baik dibandingkan Desa Babakan Sadeng. Hal ini disebabkan karena konsumsi pangan dan keadaan kesehatan anak balita Desa Leuwimekar lebih baik dibandingkan Desa Babakan Sadeng. Dari hasil uji analisis Korelasi Spearman tidak terdapat hubungan yang nyata antara konsumsi energi dan protein di kedua desa dengan kejadian penyakitlinfeksi. Berdasarkan hasil tlii analisis Korelasi Pearson tidak terdapat hubungan yang nyata antara konsumsi energi dan protein di kedua desa dengan status gizi BB/U dan TB/U namun terdapat hubungan nyata antm•a konsumsi protein dengan status gizi BB/TB di Desa Leuwimekar pada taraf 1 persen (a. = 0,006 dan r = 0,4260). Dari hasil uji analisis Korelasi Spearman, tidak terdapat hubungan yang nyata antara penyakitlinfeksi di kedua des a dengan status gizi. Melalui penelitian ini dapat clisarankan agar orang tua khususnya ayah tidak menyerahkan sepenuhnya konsumsi anak balita kepada ibu saja, akan tetapi perlu peran aktif ayah untuk mengatur konsumsi anak. Dalam hal ini perlu upaya pemerintah untuk mengemas suatu bentuk pemasaran sosial melalui media massa terutama dalamsiaran pedesaan mengenai ajakan atau himbauan kepada ayah agar terlibat lebih aktif dalam konsumsi pangan anak balita. Dari hasil penelitian juga diperoleh hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan konsumsi anak balita. Dengan demikian diharapkan adanya upaya peningkatan pengetahuan gizi ibu tentang makanan sehat untuk anak balita melalui penyuluhan sehingga konsumsi anak balita pun dapat clitingkatkan. Akhimya dengan konsumsi yang baik maka akan dihasilkan status gizi anak balita yang baik pula.
Collections
- UT - Nutrition Science [2865]