Show simple item record

dc.contributor.authorAsmari, Laila
dc.date.accessioned2010-05-15T09:22:56Z
dc.date.available2010-05-15T09:22:56Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/21933
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja penyelenggaraan PMT-AS, kinerja penyelenggaraan kudapan PMT-AS tingkat SD/MI, kandungan gizi kudapan PMT-AS dan biaya kudapan PMT-AS serta berbagai kendala yang dihadapi penyelenggara kudapan PMT-AS. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karyasari dan Desa Cibeber 11. Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, bulan Maret 1998. Data primer dikumpulkan me lip uti data penyelenggaraan kudapan PMT-AS, kandungan gizi dan biaya kudapan PMT-AS dan data sekunder meliputi data penyelenggaraan PMT-AS, keadaan umum desa dan keadaan umum sekolah. Data penyelenggaraan PMT-AS diperoleh berdasarkan data penyelenggaraan PMT-AS bulan Desember 1997 dan Maret 1998 yang berasal dari Tim Proyek Studi Peran Perguruan Tinggi dalam Pendampingan Penyelenggaraan PMT-AS. Data penyelenggaraan kudapan PMTAS diperoleh dengan wawancara dan pengamatan. Kandungan gizi dan biaya kudapan diperoleh dengan penghitungan. Informasi tentang kendala yang dihadapi penyelenggara kudapan PMT-AS diperoleh dengan wawancara dan pengamatan. Data sekunder meliputi keadaan umum desa diperoleh dari laporan desa dan keadaan umum sekolah diperoleh dari laporan sekolah. Kinerja penyelenggaraan PMT-AS tingkat SD/MI dinilai dari Masukan dan Proses Pelaksanaan yang terdiri atas 51 komponen kerja penyelenggaraan PMTAS. Skor 1 diberikan pada jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah sehingga diperoleh nilai dari seluruh pertanyaan minimum 0 dan maksimum 51. Hasilnya dinyatakan dalam skala 0-100%. Kemudian ditentl.Jkan kriteria baik bila > 80%, cukup bila 60°1'-80% dan kurang bila <60%. Selanjutnya dilakukan uji beda dua nilai tengah (Walpole, 1993). Kinerja penyelenggaraan kudapan PMT-AS dilihat dari perencanaan, pengadaan bahan makanan, pengolahan, pendistribusian dan pelaksanaan yang terdiri atas 45 butir. Hal-hal yang sesuai petunjuk teknis diberi skor 1 dan yang tidak sesuai diberi skor O. Hasilnya dinyatakan dalam nilai 0-100%. Selanjutnya ditentukan kriteria baik bila skor > 80%, cukup bila 60%-80% dan kurang bila < 60%. Penghitungan nilai gizi kudapan dalam bentuk energi dan protein menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan. Biaya kudapan I'ler potong diperoleh dari biaya pembuatan kudapan (biaya bahan makanan, transportasi, bahan bakar dan 'upah' tenaga kerja) dibagi dengan jumlah kudapan yang dihasilkan. Hubungan antara biaya per paket dengan kandungan gizi dianalisis secararegresi. Kendala penyelenggaraan kudapan PMT-AS, keadaan umum desa dan keadaan umum sekolah diolah secara deskriptif. Berdasarkan uji beda dua nilai tengah terlihat adanya perbedaan yang nyata (a = 0,05) antara penyelenggaraan PMT-AS bulan Desember 1997 dan Maret 1998. Hal ini menunjukan adanya kemajuan kinerja penye!enggaraan PMT-AS selama tiga bulan. Nilai penyelenggaran PMT-AS pada bulan Desember 1997 berkisar antara 55% sampai 69% dan pada bulan Maret 1998 berkisar antara 59% sampai 78%. Penyelenggaraan kudapan PMT-AS di semua SO/MI penelitian banyak yang belum sesuai dengan petunjuk teknis. Nilai penyelenggaraan kudapan PMTAS berkisar antara 49% sampai 56% dan semua mempunyai kriteria kurang. Pihak yang terlibat dalam kegiatan penyelenggaraan kudapan PMT -AS adalah Kepala Sekolah, Guru dan PKK. Pihak seperti Bidan di Oesa, BP3 dan TPG belum berperan. Perencanaan jenis kudapan dan pengadaan bahan makanan dilaksanakan oleh PKK sehari sebelum pelaksanaan PMT-AS. Bahan makanan dibeli di pasar kecamatan, warung sekitar dan petani setempat. Berdasarkan hasil wawancara tepung terigu dan mie pernah digunakan. Kudapan basah ada yang siap saji 10 jam sebelum dibagikannya, menurut Juknis PMT-AS klldapan basah sebaiknya siap saji 4 jam sebelumnya. Kudapan dian tar olel1 pemasak ke sekolah dengan wadah tertutup. Pembagian kudapan untuk anak kurang memperhatikan kebersihan antara lain klldapan langsung disentuh dengan tangan, pembungkus dari kertas bekas ketikan yang relatif kotor. Oi semua SO/MI Guru tidak memberikan penyuluhan pada anak. Anak tidak mencuci tang an dengan sablln tetapi mereka berdoa sebelum makan. Kandungan energi kudapan berkisar antara 24% sampai 77% dari nilai yang ditentukan dalam kudapan PMT-AS. Kandungan protein berkisar antara 10% sampai 138% dari ketentuan. Biaya per paket berkisar antara Rp 54,67 sampai Rp 202,45. Berdasarkan hasil analisis linier berganda menunjukan hubungan yang positif antara . biaya per paket dengan kandungan gizi dengan persamaan Biaya per Paket = 39,25 + 0,35 Energi + 14,05 Protein. Untuk mendapatkan 300 Kalori dan 5 gram protein diperlllkan biaya per paket sebesar Rp 215,00. Pada masa krisis moneter ini diperlukan tambahan biaya sekitar 55% sehingga biaya per paket menjadi sekitar Rp 335,00. Harga per Kalori makanan berkisar antara Rp 0,61/Kal hingga Rp 1,38/Kal dan harga per gram protein berkisar antara Rp 29,101g sampai Rp 156,501g protein. Kendala yang dihadapi penyelenggara kudapan. PMT -AS terlltama jatah dana yang kllrang (Oesa Karyasari), proses pengolal1an yang lama, pelatihan lIntuk penyelenggara yang belum terlaksana, dan kurangnya sarana yang menunjang pelaksanaan PMT-AS. Sosialisasi PMT -AS dan pelatihan sebaiknya lebih diintensifkan untuk meningkatkan kinerja penyelenggara PMT-AS. Pembuatan teknologi tepat guna perlu clikembangkan untllk menunjang pelaksanaan PMT-AS. Kudapan PMT-AS sebaiknya diberikan dengan jumlah dua potong/bual1 kudapan untllk tiap anak agar memlldahkan tugas PKK dalam membuat kudapan yang sesuai dengan standar PMT-AS.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePenyelenggaraan, Kandungan Gizi dan Anallsls Biaya Kudapan PMT-AS di Desa Karyasari dan Desa Clbeber II, Kecamatan Leuwillang, Kabupaten Bogorid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record