Dampak Krisis Ekonomi terhadap Pola Konsumsi Pangan, Perilaklu Hidup Sehat dan Status Gizi Balita pada Suku Bajo (Kasus di Desa Jaya Bakti, Kecamatan Pagimana, Kabnpaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah)
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak krisis ekonomi terhadap pola konsumsi pangan keluarga, perilaku hiclup sehat dan status gizi balita pada Suku Bajo di Desa Jaya Bakti, Keeamatan Pagimana, Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah. Seem'a khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan, konsumsi pangan, perilaku hiclup sehat, status gizi sebelum clan saat krisis ekonomi selia mengetahui hubungan krisis ekonomi terhadap konsumsi gizi, perilaku hidup sehat dan status gizi balita. Penelitian ini clilaksanakan pada bulan Maret sampai April 1999. Jumlah eontoh dalam penelitian ini ber]um1ah 50 anak balita yang dipilih seemua acak sederhana dari form F.r. PSG (Pemantauan Status Gizi) 1997. Jenis clata yang digunakan meliputi data primer clan data sekuncler. Data primer clikumpulkan melalui wawaneara clcngan mcnggunakan kucsioncr yang meliputi identitas kcluarga, pendapatan keluarga (clidekati dengan pengcluaran pangan dan non pangan keluarga), konsumsi pangan keluarga, perilaku hidup sehat clan data antropometri anak. Data yang dikumpulkan ditabulasi silang dan dianalisis secara cleskriptif dan statistik clengan menggunakan program Exel dan SPSS. Umur contoh anak balita antm'a 30 sampai 60 bulan. Jumlah anggota keluarga sebanyak 297 jiwa clengan besar keluarga rata-rata 6 orang. Tingkat pcncliclikan kepala kclllarga dan istcri relatif rendah, 56% KK dan 52% istcri tidak pernah mengenyam bangku pendidikan. Mata pcneaharian utama adalah nelayan (100%). Rata-rata tingkat penclapatan per kapita per bulan sebelum krisis ekonomi Rp 40.252 dan saat krisis menjadi Rp 60.557. Tingkat pengeluaran pangan sebelum krisis 85,4% dari pcngclllaran total clan saat krisis ekonomi scbesar 86%. J ika menggunakan kriteria kemiskinan BPS tahun 1996, maim keluarga miskin sebelum krisis ekonomi sebcsar 60% clan tidak miskin 40%. Dengan menggunakan patokan kriteria kemiskinan BPS 1998, jumlah keluarga miskin pacla saat krisis ekonomi meningkat menjacli 82% dan tidak miskin 18%. Hasil uji beda menunjukkan adanya perbedaan jum1ah keluarga miskin sebelum clan saat krisis ekonom'i p( <0,05). Konsllmsi energi keluarga saat krisis elconomi berkisar antara 1108 Kalori sampai 1872 Kalori clan protein 16,3 sampai 27,9 gram clengan tingkat konsumsi energi clan protein masing-masing 68,7% dan 61,7%. Sebelull1 tel:iaclinya krisis ekonomi, konsumsi energi sebesar 1122 Kalori (52,3%) clan protein 27,9 gram (60,4%) (Hasil SKG Depkcs, 1997). Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan ternyata tidak terclapat hubungan antm'a kemiskinan dengan konsumsi energi (p>0,05) clemikian juga clengan konsumsi protein (p>0,05). Pacla saat krisis ekonomi umumnya anak balila pernah menclerita sakit, yaitu penyakit [SPA 100% clan cliarc 24%. Sebelum krisis ekonomi 94% keluarga memanfaatkan petugas kesehalan untuk mendapatkan pengobatan dan saat krisis ekononli menurun menjadi 12%). Perilaku hidup sehat dengan kategori kurang mengalami peningkatan dari 74% sebelum krisis menjadi 92%• saat krisis ekonomi. Hasil uji beda Wilcoxon menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata .•antara perilaku hidup sehat sebelum• dan saat hisis ekonomi (p<O,O I )keadaan kesehatan anak sebelum dan saat krisis ekonomi pada taraf 5% ( p=O,O I). Artinya krisis ekonomi cukup berpengaruh perawatan kesehatan anggota keluarga. . Jumlah balita' dengan status gizi kurang mengalami"peningkatan dari 26% sebelum krisis menjacli 46% saat krisis ekonomi, status gizi buruk sebelum hisis 0% clan saat k6s1s menjacli 6%. Hasiluji becla Wilcoxon menunjukkan adanya perbedaan yang nyata status gizi sebelum clan sa at luisis ekonomi (p<0,05). Tingkat konsumsi energi dan protein di bawah 70% secm'a merata terclapat pacla semua kategori status gizi. Hasil uji korelasi Spearman temyata tidak terclapat hubungan antra konsumsi energi dengan status gizi balita (p>0,05) clemikian juga clengan konsumsi protein (p>0,05). Status gizi buruk pada saat krisis ekonomi temyata terclapat pacla anak clengan perilaku hiclup sehat yang kurang. Hasil uji khi-kuadrat menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara perilaku hidup. sehat clengan status gizi balita (p<0,05). Artinya status gizi sangat dipengaruhi oleh perilaku hidup sehat yang diterapkan dalam keluarga pada sat krisis ekonomi.
Collections
- UT - Nutrition Science [2986]