Hubungan Stunted dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar
Abstract
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa SD berstatus gizi normal dengan siswa SD yang berstatus gizi stunted di Purworejo, Jawa Tengah. Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mempelajari latar belakang sosial ekonomi keluarga (besar keluarga, pekerjaan, pendapatan dan pendidikan orang tua) anak sekolah dasar, (2) Mempelajari umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan anak sekolah dasar. (3) Menganalisis perbedaan prestasi belajar siswa berstatus gizi stunted dan berstatus gizi normal di Purworejo; (4) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak sekolah dasar (konsumsi pangan, status gizi, fasilitas belajar anak, pendidikan guru, rasio guru-siswa dan aktivitas fisik anak)
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di empat sekolah dasar terpilih Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan kemudahan akses ke lokasi dan belum banyak penelitian yang berkaitan dengan masalah stunted pada anak usia sekolah dasar di lokasi tersebut. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2012 dengan contoh sebanyak 53 siswa kelas lima sekolah dasar.
Pengambilan contoh dalam penelitian ini dilakukan secara purposive yaitu siswa kelas lima dari empat sekolah dasar terpilih dengan mempertimbangkan bahwa pada usia ini tingkat perkembangan kognitif anak berada pada akhir masa konkrit operasional, sehingga anak-anak sudah dapat diajak berkomunikasi dengan baik, mampu mengingat 24 jam yang lalu, dan sudah diikutkan dalam kegiatan sekolah yang menuntut tanggung jawab (Piaget, diacu dalam Hidayat (2004), Contoh berjumlah 53 siswa dengan 22 siswa berstatus gizi stunted.
Data yang digunakan meliputi data karakteristik contoh, karakteristik keluarga, konsumsi pangan, aktivitas fisik, prestasi belajar dan fasilitas belajar contoh serta pendidikan guru dan rasio guru siswa. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensia menggunakan Microsoft Excell 2007 dan SPSS versi 16.0 for Windows. Untuk mengetahui perbedaan. antara contoh stunted dan contoh normal digunakan uji beda t-test sedangkan untuk mengetahui hubungan dilakukan uji korelasi Pearson untuk skala data rasio dan interval dan uji korelasi Spearman untuk skala data kategorik
Secara keseluruhan, 52.8% contoh berjenis kelamin laki-laki sedangkan 47.2% lainnya perempuan dengan jumlah contoh laki-laki yang berstatus gizi stunted sama dengan jumlah contoh perempuan yang berstatus gizi stunted yaitu sebelas orang. Sebagian besar contoh (83%) berada pada usia 10-12 tahun. Rata-rata usia pada contoh stunted dan normal berturut-turut 11.0±1.2 dan 10.4-0.8 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan contoh stunted dan contoh normal berkisar antara 20-59 kg. Sebagian besar (95.5%) berat badan contoh stunted dan 61.3% contoh normal berada pada rentang 20-29 kg. Raia-rata berat badan contoh stunted adalah 23.7±3.6 kg, sedangkan rata-rata beral badan contoh normal adalah 30.2±6.5 kg. Sementara itu, rata-rata tinggi badan contoh stunted yaitu sebesar 125.3±5.1 cm dan rata-rata tinggi badan contch normal yaitu sebesar 138.4±5.8 cm.
Berdasarkan karakteristik keluarga, lebih dari separuh keluarga (54.5%) dan kelompok contoh stunted merupakan keluarga besar (≥ 7 orang), sementara lebih dari separuh keluarga (54.8%) dari kelompok contoh normal merupakan keluarga sedang (5-6 orang). Persentase terbesar pekerjaan ayah pada kedua contoh adalah petani. Sementara itu, lebih dari separuh (59.1%) pekerjaan ibu pada contoh stunted adalah ibu rumah tangga (IRT) sedangkan 38.7% pekerjaan ibu pada contoh normal adalah petani.
Sebanyak 72.7% keluarga contoh stunted dan 45,6% keluarga contoh normal memiliki pendapatan keluarga per bulan <Rp 1 000 000. Tingkat pendidikan ayah maupun ibu pada contoh stunted relatif lebih rendah dibandingkan dengan tingkat pendidikan ayah dan ibu pada contoh normal. Nainun begitu, jumlah ayah yang berpendidikan SD masih cukup tinggi baik pada contoh stunted maupun contoh normal dengan persentase berturut-turut yaitu 72.7% dan 54.8%. Sementara itu, lebih dan separuh ibu (77.3%) pada contoh stunted berpendidikan SD, sedangkan ibu pada contoh normal, pendidikannya tersebar hingga perguruan tinggi dengan mayoritas berpendidikan SD (35.5%).
Berdasarkan penelitian, konsumsi energi dan protein contoh stunted lebih kecil dibandingkan contoh normal, begitu juga dengan konsumsi zat gizi lain seperti zat besi dan vitamin A. Rata-rata intake energi pada contoh stunted adalah 828 kkal sedangkan pada contoh normal adalah 1037 kkal. Rata-rata intake protein pada contoh stunted adalah 21±11.2 gram sedangkan pada contoh normal adalah 29+11.9 gram. Kelengkapan fasilitas belajar sebagian besar contoh stunted dan contoh normal termasuk dalam kategori baik (kelengkapan fasilitas belajar >80%). Aktivitas fisik sebagian besar contoh baik pada contoh stunted maupun contoh normal termasuk dalam kategori sangat ringan.
Persentase terbesar contoh stunted terdapat pada sekolah dengan satu orang guru berpendidikan D2 dan sepuluh orang guru berpendidikan S1. Sementara pada contoh normal, persentase terbesar terdapat pada sekolah dengan satu orang guru berpendidikan D2 dan delapan orang guru berpendidikan S1. Persentase terbesar rasio guru-siswa pada contoh stunted Terdapat di SDN Polowangi dengan rasio guru-siswa 11:72. Prestasi belajar contoh diukur melalui nilai rapor dan nilai THB. Rata-rata nilai rapor contoh stunted adalah 73 sedangkan contoh normal adalah 72. Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05) antara nilai rapor pada contoh stunted dan normal. Sementara itu, rata-rata nilai THB contoh stunted adalah 53 sedangkan contoh normal adalah 67. Hasil uji beda menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0.05) antara nilai THB pada contoh stunted dan normal.
Berdasarkan uji korelasi status gizi dengan variabel lain, terdapat. hubungan yang signifikan antara konsumsi energi, protein, pendidikan ibu dan pendapatan orangtua dengan status gizi. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi belajar yang diukur melalui nilai rata-rata rapor dengan variabel lain. Sementara, hasil uji korelasi prestasi belajar yang diukur melalui nilai rapor per mata pelajaran dengan variabel lain menunjukkan hasil yang beragam dan hasil uji korelasi prestasi belajar menggunakan nilai THB dengan vanabel lain menunjukkan status gizi dan konsumsi energi memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar.
Collections
- UT - Nutrition Science [3184]
