| dc.description.abstract | Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kebutuhan dan tingkat konsumsi cairan pada remaja dan dewasa. Adapun tujuan khusus penelitian ini yaitu: (1) Menganalisis tingkat aktivitas fisik remaja dan dewasa, (2) Menganalisis kebutuhan cairan remaja dan dewasa, (3) Menganalisis total konsumsi cairan dan tingkat konsumsi cairan remaja dan dewasa, (4) Menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan kebutuhan cairan pada remaja dan dewasa.
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh THIRST (The Indonesian Regional Hydration Study). Wilayah penelitian ini terdiri atas enam lokasi yaitu Bandung Barat (Jawa Barat), Jakarta Utara (DKI Jakarta), Malang dan Surabaya (Jawa Timur), serta Malino dan Makasar (Sulawesi Selatan). Pengumpulan data penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda dilakukan dari akhir tahun 2008 sampai awal tahun 2009 (Hardinsyah dkk 2010). Pengolahan, analisis, dan Interpretasi data dilakukan pada bulan April-Juni 2011 di Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa Barat.
Jumlah sampel dihitung berdasarkan perhitungan rumus jumlah minimum sampel studi cross-sectional penelitian memperhitungkan proporsi diasumsikan dehidrasi 30% (Manz & Wentz 2005). Setelah mempertimbangkan dua kelompok jenis kelamin, dua kelompok umur dan dua lokasi penelitian, maka jumlah total sampel yang menjadi subjek penelitian yaitu 1200 subjek. Kelompok usia remaja (15-18 tahun) merupakan pelajar SMU. Penelitian ini juga mencakup responden dari golongan usia dewasa. Pemilihan responden dewasa dilakukan dengan cara memilih guru dan karyawan sekolah yang berusia 25-55 tahun yang berada di semua lokasi penelitian.
Data terdiri atas variabel sosial ekonomi (karakteristik individu dan keluarga), aktivitas fisik dan konsumsi makanan serta minuman. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excel dan SPSS 16 for Windows. Proses pengolahan meliputi coding, entry dan analisis. Besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (Kal) per kilogram berat badan dalam 24 jam. Kebutuhan energi untuk subjek dewasa dan remaja berdasarkan rumus oxford equatian dalam Mahan & Escott-stump (2008).
Kebutuhan cairan dihitung menggunakan perhitungan estimasi pengeluaran cairan dari tubuh (keringat, urin, feces, pernafasan, dan penguapan kulit), rekomendasi dari The National Research Council (NRC) diacu dalam Sawka M et al (2005) dan berdasarkan luas permukaan tubuh. Konsumsi cairan dihitung berdasarkan total konsumsi cairan yang berasal dari minuman air putih, minuman berwarna dan berasa, air dalam makanan, dan air metabolik hasil oksidasi zat gizi makro.
Tingkat konsumsi cairan dihitung berdasarkan perbandingarı total konsumsi cairan terhadap kebutuhannya dikalikan 100%. Hubungan tingkat aktivitas fisik dengan kebutuhan cairan dan tingkat konsumsi cairan di uji menggunakn uji Korelasi Rank Spearman.
Persentase aktivitas fisik pada remaja laki-laki lebih banyak tergolong sedang (43.8%). Sedangkan pada remaja perempuan, lebih banyak tergolong aktivitas ringan sebesar 59.3%. Pada subjek dewasa, sebagian besar subjek tergolong dalam aktivitas ringan yaitu sebesar 84.2%. Adanya perbedaan pada aktivitas fisik antara remaja dan dewasa yang signifikan dengan nilai p < 0.05 begitu juga antara laki-laki dan perempuan pada remaja dan dewasa.
Hak cipta milik IPB University
Kebutuhan cairan menggunakan estimasi pengeluran cairan tubuh untuk remaja dan dewasa adalah 3464 ± 936 mL/hari dan 2792 ± 959 mL/hari (p < 0.05), kebutuhan cairan berdasarkan The National Research Council untuk remaja dan dewasa adalah 2775 ± 664 mL/hari dan 2504 ± 386 mL/hari (p < 0.05), sedangkan kebutuhan cairan berdasarkan luas permukaan tubuh pada remaja dan dewasa adalah 2268 ± 280 mL/hari dan 2468 ± 266 mL/hari (p < 0.05). Rata-rata total konsumsi cairan pada remaja dan dewasa adalah 2773 ± 829 mL/hari dan 2734 ± 664 mL/hari. Tidak terdapat perbedaan antara total konsumsi cairan remaja dan dewasa (p > 0.05)
Tingkat konsumsi cairan menggunakan estimasi pengeluran cairan tubuh untuk remaja dan dewasa adalah 84 ± 31% dan 106 ± 35%, tingkat konsumsi cairan berdasarkan The National Research Council untuk remaja dan dewasa adalah 103 ± 32% dan 111 ± 29%, dan tingkat konsumsi cairan berdasarkan luas permukaan tubuh pada remaja dan dewasa 123 ± 37% dan 111 ± 28%.
Secara keseluruhan, hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kebutuhan cairan pada remaja dan dewasa berdasarkan estimasi pengeluaran air ( p < 0.01 , 0.190), berdasarkan The National Research Council ( p < 0.01 , r = 0.55 ) dan berdasarkan luas permukaan tubuh ( p < 0.05 , r = - 0.073 ) Hasil uji korelasi Rank Spearman juga menunjukan hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat konsumsi cairan pada remaja dan dewasa berdasarkan estimasi pengeluaran air ( p < 0.01 , r = - 0.151 ) berdasarkan The National Research Council ( p < 0.01 , r = -0.216dan berdasarkan luas permukaan tubuh ( p < 0.01 , r = 0.154 )
Kebutuhan cairan berdasarkan The National Research Council memiliki korelasi yang lebih besar dibandingkan dua metode lainnya. Oleh karena itu metode The National Research Council (NRC) dalam Sawka M et al (2005) lebih tepat digunakan dalam penentuan kebutuhan cairan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan edukasi kepada subjek dan masyarakat bahwa kebutuhan cairan meningkat seiring meningkatnya aktivitas fisik. Disarankan untuk mengkonsumsi cairan sesuai dengan kebutuhan untuk mencegah kekurangan atau kelebihan cairan yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan. | id |