Show simple item record

dc.contributor.authorNovianti, Arifa
dc.date.accessioned2010-05-07T13:15:02Z
dc.date.available2010-05-07T13:15:02Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15936
dc.description.abstractSecara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya pengasuhan pada keluarga pengrajin batik juragan dan buruh di kota Pekalongan. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) karakteristik sosiodemografi keluarga (pendidikan orangtua, status pekerjaan ibu, umur orangtua, besar keluarga, dan tipe keluarga), karakteristik anak Genis kelamin dan umur anak), nilai anak, dan pola pengambilan keputusan keluarga pada keluarga pengrajin batik juragan dan buruh, (2) gaya pengasuhan pada keluarga pengrajin batik juragan dan buruh, (3) hubungan gaya pengasuhan dengan karakteristik sosiodemografi keluarga, karakteristik anak, nilai anak, dan pola pengambilan keputusan keluarga. Penelitian dilaksanakan di lima desa sentra produksi batik di Kecamatan Pekalongan Selatan pada bulan Mei-Juni 2003. Contoh penelitian adalah keluarga pengrajin batik di Kecamatan Pekalongan Selatan yang diambil dengan metode quota sampling yang mewakili setiap desa. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi (1) gaya pengasuhan, (2) karakteristik sosiodemografi keluarga, (3) karakteristik anak, (4) nilai anak, (5) pol a pengambilan keputusan dalam keluarga. Responden adalah ibu yang pada umumnya merupakan pengasuh utama anak. Data lain adalah keadaan umnm lokasi penelitian yang diperoleh dari BPS dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekalongan. Untuk mengetahui hubungan gaya pengasuhan dengan jenis kelamin anak dan tipe keluarga dilakukan analisis chi square. Untuk mengetahui hubungan gaya pengasuhan dengan pendidikan orangtua, status pekerjaan ibu, umur orangtua, besar keluarga, umur anak, nilai anak dan pola pengambilan keputusan keluarga dilakukan analisis korelasi rank Spearman. Sedangkan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan gaya pengasuhan dan nilai anak antara keluarga juragan dan buruh dilakukan uji beda U Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ayah dari keluarga juragan dan buruh berpendidikan rendah (tidak tamat SD/tamat SD/tamat SMP) yakni masing-masing sebanyak 90,5% dan 96,4%. Ibu dari keluarga juragan dan buruh juga berpendidikan rendah yakni masing-masing 81,2% dan 98,4%. Pada umumnya ibu dari keluarga juragan berstatus sebagai ibu rumah tangga, sedangkan seluruh ibu dari keluarga buruh berstatus sebagai pencari nafkah se1ain sebagai ibu rumah tangga. Ayah dari keluarga juragan dan keluarga buruh paling banyak berumur antara 41-60 tahun yakni masing-masing sebanyak 65,1% dan 65,5%. Sementara itu, ibu dari keluarga juragan sebagian besar berumur antara 21-40 tahun (50,7%) dan ibu dari ke1uarga buruh berumur antara 41-60 tahl1ll (61,9%). Dilihat dari hes'll' kebarga, yang paling banyak ditemukan pada keluargajuragan adalah keluarga kecil (43,5%), sedangkan pada keluarga buruh adalah keluarga sedang (36,5%). Tipe keluarga yang ditemukan pada keluarga juragan yaitu keluarga inti, keluarga single parent, dan keluarga blended dengan jumlah terbanyak adalah keluarga inti (RS,4%). Sementara itu, pada keluarga buruh ditemukan tipe keluarga inti, single parent, dan keluarga luas denganjumlah terbanyak keluarga inti (68,3%). Pada keluarga juragan lebih banyak ditemukan anak laki-laki (50,7%) daripada anak perempuan (49,3%) dengan rincian yaitu 29% anak balita; 26,1% AUS (anak usia sekolah); 23,2% anak remaja dan 21,7% anak dewasa. Sedangkan pada keluarga buruh lebih banyak ditemukan anak percmpuan (52,4%) daripada anak laki-Iaki (47,6%) dengan rincian yaitu 23,8% anak balita; 28,6% AUS, 23,8% anak remaja dan 23,8% anak dewasa. Gaya pengasuhan yang paling banyak ditemukan pada keluarga juragan dan uuruh adalah gaya pengasuhan demokratis yakni masing-masing sebesar 55,1 % dan 55,6%. Gaya pengasuhan permisif lebih banyak ditemukan pada keluarga juragan, gaya pengasuhan neglecting lebih banyak ditemukan pada keluarga buruh. Hasil uji beda U Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan gaya pengasuhan antara orangtua juragan dan buruh. Sebagian besar orangtua juragan (72,5%) dan orangtua buruh (63,5%) lebih dominan dalam menjunjung tinggi nilai so sial anak. Hasil uji beda U Mann Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan konsep nilai anak antara orangtua juragan dan buruh. Pola pengambilan keputusan yang paling banyak ditemukan pada keluarga juragan dan buruh dalam kegiatan produksi rumah tangga adalah pola bersama-istri dominan. Pola bersama-suami dominall paling banyak ditemukan dalam hal perumahan, pengelolaan uang, dan pencarian nafkah baik pada keluarga juragan maupun pada keluarga buruh. Pada keluarga juragan, pola yang paling banyak ditemukan dalam hal pendidikan anak adalah pola bersama-istri dominan dan bersama-seimbang, pada buruh adalah pola bersama-istri dominan. Dalam keluarga juragan maupun buruh, dalam hal kesehatan dan pemilihan jodoh anak ditemukan pola pengambilan keputusan terbesar adalah pola bersama-seimbang. . Pada keluarga juragan tidak terdapat hubungan antara gaya pengasuhan dengan pendidikan ayah, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, umur ayah, umur ibu, umur anak, nilai anak, dan pola pengambilan keputusan keluarga. Namun terdapat hubungan antara gaya pengasuhan dengan besar keluarga yakni semakin besar keluarga maka semakin baik pengasuhan yang dilakukan. Selain itu, hasil uji chi square menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengasuhan pada jenis kelamin anak dan tipe keluarga yang berbeda pada keluarga juragan. Semelltara itu, pada keluarga buruh tidak terdapat hubungan antara gaya pengasuhan dengan pendirlikan ayah, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, umur ayah, besar keluarga, llilai anak, dan pola pengambilan keputusan keluarga. Namun terdapat hubungan antara gaya pengasuhan dengan umur ibu dan umur anak yakni semakin bertambah umur ibu atau umur anak maka pengasuhall akan cenderung mengarah kepada pengasuhan yang buruk. Selain itu, hasil uj i chi square menul1iukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengasuhan pada jenis kelamin anak yang berbeda, namun pada tipe keluarga yang berbeda terdapat perbedaan gaya pengasuhan. Mengingat cukup banyaknya gaya pengasuhan permisif pada keluarga juragan, maka disarankan adanya perbaikan pengasuhan pada keluarga juragan supaya lebih memberikan batasan dan target kepada allek. Sementura itu, pada keluarga buruh masih terdapat gaya pengasuhan neglecting yang cukup banyak karena kesibukan mereka dalam bekerja. Oleh karena itu, disarankan kepada pengusaha batik untuk menaikkan upah buruh dan bagi pemerintah daerah untuk menetapkan kebijakan upah minimum buruh. Dengan upaya ini diharapkan dapat mengurangi waktu bekerja ibu buruh sehingga terdapat lebih banyak waktu untuk pengasuhan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pengasuhanid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleGaya Pengasuhan Pada Pengrajin Batik Juragan Dan Buruh Di Kota Pekalonganid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record