Asupan Seng pada Balita di Indonesia dan Hubungannya dengan Karakteristik Sosial Ekonomi dan Keragaman Konsumsi Pangan.

Abstract

Seng berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh dan tumbuh kembang anak. Masa kanak-kanak lebih berisiko untuk mengalami defisiensi seng karena kebutuhan fisiologis seng yang lebih tinggi, sehingga asupan makanan pada balita perlu diperhatikan. Penelitian ini bertujuan menganalisis asupan seng pada balita dan kontribusi kelompok pangan serta hubungannya dengan karakteristik sosial ekonomi rumah tangga dan keragaman konsumsi pangan. Desain penelitian ini adalah cross sectional study menggunakan data sekunder dari Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) yang dilakukan oleh Balitbangkes, Kemekes RI pada tahun 2014 di Indonesia. Analisis inferensia menggunakan uji mann-whitney dan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi ketidakcukupan seng paling banyak dialami balita yang tinggal di area perdesaan, jumlah anggota rumah tangga yang tergolong besar, dan status ekonomi menengah bawah. Kelompok pangan susu dan olahan, sereal dan umbi-umbian, serta pangan fortifikasi (tepung terigu) berkontribusi paling besar terhadap asupan seng. Lebih dari 50% anak balita di Indonesia belum mencapai konsumsi pangan yang beragam. Berdasarkan hasil uji hubungan asupan seng pada balita memiliki hubungan signifikan (p=0,000) dengan karakteristik sosial ekonomi dan keragaman konsumsi pangan.

Zinc plays an important role in the immune system, growth and development of children. Childhood is more at risk for zinc deficiency due to the higher physiological requirements for zinc. Thus, food intake in children under five years needs to be considered. This study aims to analyze zinc intake among children under five and the contribution of food groups, and its relationship with household socioeconomic characteristics and dietary diversity. This research design is cross sectional study using secondary data from the Individual Food Consumption Survey (SKMI) conducted by Balitbangkes, Kemekes RI in 2014 in Indonesia. Inferential analysis was conducted using the Mann-whitney test and Chi-square test. The results showed that the proportion of zinc inadequacy was most prevalent among children under five years who living in rural areas, had big number of households, and lower middle economic status. The foods that contributed the most to zinc intake is dairy and processed foods, cereals and tubers, and fortified food (wheat flour). More than 50% of children under five years have not achieved dietary diversity. Based on the results of the association test, zinc intake among children under five years has a significant relationship (p=0.000) with socioeconomic characteristics and dietary diversity.