dc.contributor.advisor | Sailah, Illah | |
dc.contributor.advisor | Hardjomidjojo, Hartrisari | |
dc.contributor.author | Zikri, Afdalu | |
dc.date.accessioned | 2024-07-26T01:22:44Z | |
dc.date.available | 2024-07-26T01:22:44Z | |
dc.date.issued | 2024 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/154827 | |
dc.description.abstract | Rajungan kaleng pasteurisasi merupakan produk olahan dari daging rajungan
dengan target pasar ekspor ke luar negeri. Proses produksi yang kompleks menjadikan
produk olahan rajungan mudah mengalami penyimpangan kualitas. Salah satu
penyimpangan kualitas yang dapat terjadi berupa kontaminasi residu antibiotik
chloramphenicol yang dapat berakibat pada penolakan produk oleh konsumen. Perlu
adanya analisis untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya kontaminasi
tersebut agar dapat dilakukan pengendalian. Analisis dilakukan menggunakan metode
Failure Mode Effect Analysis (FMEA). Analisis metode FMEA menekankan pada
penilaian aspek severity, occurrence, dan detection dari faktor penyebab kegagalan.
Kemudian dilakukan perhitungan Risk Priority Number (RPN) untuk mengetahui
tingkat prioritas atau kepentingan faktor terhadap kejadian kegagalan. Hasil analisis
menunjukkan bahwa kualitas air yang digunakan pada proses pengukusan dan
pencucian peralatan, kepatuhan pekerja dalam melaksanakan SOP, dan penggunaan
bahan kimia untuk proses higiene dan sanitasi menjadi faktor prioritas atau utama
penyebab kontaminasi. Perbaikan dapat dilakukan untuk aspek kualitas air dengan
pengawasan yang ketat dan menjaga kualitas air. Kemudian terkait kemampuan pekerja
bisa diterapkan pelatihan pengembangan kebiasaan baik pekerja serta evaluasi
penggunaan bahan kimia pada proses higiene dan sanitasi. | |
dc.description.abstract | Pasteurized canned crab is a processed product from crab meat with the target
market for export abroad. The complex production process makes processed crab
products easy to experience quality deviations. One of the quality deviations that can
occur is residual chloramphenicol antibiotic contamination which can result in
product rejection by consumers. It is necessary to analyze to find out the factors that
cause the contamination so that control can be carried out. The analysis was carried
out using the Failure Mode Effect Analysis (FMEA) method. The FMEA method
analysis emphasizes the assessment of severity, occurrence, and detection aspects of
the factors that cause failure. Then the calculation of Risk Priority Number (RPN) is
carried out to determine the level of priority or importance of factors to the failure
event. The results of the analysis show that the quality of water used in the process of
steaming and washing equipment, worker compliance in implementing SOPs, and the
use of chemicals for hygiene and sanitation processes are the priority or main factors
causing contamination. Improvements can be made to the water quality aspect with
strict supervision and maintaining water quality. Then related to the ability of workers,
training can be applied to develop good habits of workers and evaluate the use of
chemicals in the hygiene and sanitation process. | |
dc.description.sponsorship | Departemen Teknologi Industri Pertanian | |
dc.language.iso | id | |
dc.publisher | IPB University | id |
dc.title | Analisis Faktor Penyebab Kontaminasi Residu Antibiotik Chloramphenicol (CAP) dan Pengendaliannya (Studi Kasus PT Kelola Mina Laut Cikande) | id |
dc.title.alternative | Analysis of Factors Causing Residual Chloramphenicol (CAP) Antibiotic Contamination and Its Control (Case Study of PT Kelola Mina Laut Cikande) | |
dc.type | Skripsi | |
dc.subject.keyword | Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) | id |
dc.subject.keyword | rajungan | id |
dc.subject.keyword | antibiotik chloramphenicol | id |