Show simple item record

dc.contributor.advisorPrangdimurti, Endang
dc.contributor.authorPutri, Wiska Adelia
dc.date.accessioned2024-07-04T04:03:45Z
dc.date.available2024-07-04T04:03:45Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/153145
dc.descriptionBersama ini kami mengajukan permohonan pembatasan publikasi atas dokumen skripsi tersebut di atas. Mohon publikasi pada http://repository.ipb.ac.id hanya terbatas pada bagian judul, lembar pengesahan, daftar isi, dan abstrak dalam Bahasa Indonesia. Bagian lain, yaitu Abstrak Bahasa Inggris dan Isi mohon untuk tidak disertakan.id
dc.description.abstractBir pletok merupakan minuman tradisional khas Betawi yang berpotensi menjadi salah satu minuman mengandung antioksidan, karena komposisinya yang terdiri atas banyak rempah-rempah. Bahan baku pembuatan bir pletok telah banyak dikaji terkait potensi antioksidannya. Pada proses pembuatan bir pletok, diketahui terdapat perbedaan teknik perebusan dan rasio rempah yang dapat bepengaruh terhadap kapasitas antioksidan bir pletok. Penelitian ini bertujuan membandingkan pengaruh perbedaan dua teknik perebusan, tiga rasio kayu manis dan secang, serta pengaruh penambahan gula pasir (sukrosa) terhadap kapasitas antioksidan bir pletok. Pada penelitian ini, bir pletok yang semua bahannya direbus selama lima belas menit dengan rasio secang 15 gram dan kayu manis 2 gram memiliki karakterisasi kimia yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya. Bir pletok tersebut memiliki kapasitas antioksidan sebesar 0,40 mg AEAC/g bahan, total fenolik 3,19 mg GAE/g bahan, dan total flavonoid senilai 0,23 mg QE/g bahan. Secang memiliki kandungan fenolik dan flavonoid yang lebih tinggi dibandingkan kayu manis. Oleh karena itu, semakin besar rasio secang terhadap kayu manis, kapasitas antioksidan bir pletok juga semakin tinggi. Sukrosa yang ditambahkan dalam bir pletok menurunkan kapasitas antioksidannya. Penambahan 20% sukrosa menghasilkan kapasitas antioksidan yang lebih rendah yakni 0,37 mg AEAC/g bahan, dibandingkan bir pletok tanpa penambahan sukrosa yakni 0,40 mg AEAC/g. Hasil uji korelasi Pearson yang dilakukan, menunjukkan adanya korelasi yang kuat untuk setiap hasil pengukuran kapasitas antioksidan pada semua metode uji yang dilakukan. Semakin rendah kapasitas antioksidan metode DPPH dan FRAP, maka total fenolik dan flavonoid bir pletok semakin rendah.id
dc.description.sponsorshipPenelitian mandiriid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKapasitas Antioksidan Bir Pletok pada Berbagai Rasio Kayu Manis, Secang, dan Sukrosaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordantioxidantid
dc.subject.keywordbir pletokid
dc.subject.keywordcinnamonid
dc.subject.keywordsappan woodid
dc.subject.keywordsucroseid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record