Mempelajari pengaruh pengeringan dan penyimpanan tempe berflavor sintetis terhadap penerimaan
Abstract
Tempe kedelai (untuk selanjutnya disebut tempe) adalah salah satu produk fermentasi kedelai yang merupakan makan- an orisinal dari Indonesia dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat Indonesia.
Tempe segar sangat mudah rusak dan hanya dapat berta- han satu dua hari pada suhu kamar. Kerusakan tempe teru- tama disebabkan oleh aktifitas enzim yang mendegradasi pro- tein, sehingga terbentuk amoniak. Fengeringan merupakan salah satu alternatif untuk memperpanjang masa simpan tem- pe.
Fenelitian ini menggunakan dua macam suhu pengeringan,
yaitu 90°C selama 2 jam dan 70°C selama 6 jam. Fenyimpan-
an dilakukan pada suhu kamar dengan dua macam pengemas, ya-
itu plastik biasa dan pengemasan vakum, selama enam minggu.
Analisa yang dilakukan adalah daya rekonstitusi, kadar air,
nilai pH, total asam, daya tahan terhadap ketengikan, teks-
tur secara obyektif dan uji organoleptik terhadap warna,
aroma, tekstur dan rasa. Analisa dilakukan setiap dua
minggu sekali.
Dari hasil analisa sidik ragam didapatkan bahwa inter aksi suhu pengeringan dan waktu penyimpanan berpengaruh nyata terhadap ...