Pemanfaatan limbah kulit pisang (Musa Paradisiaca) untuk produksi cuka fermentasi
Abstract
Pisang (Musa paradisiaca) merupakan salah satu komodi- ti hortikultura yang menonjol di Indonesia dengan produksi sekitar dua juta ton tiap tahun. Pemanfaatan pisang untuk konsumsi langsung maupun diolah memberi hasil ikutan limbah kulit pisang yang cukup banyak jumlahnya, padahal kandungan nutriennya masih dapat dimanfaatkan.
Dalam penelitian ini kulit pisang dimanfaatkan untuk produksi cuka fermentasi dengan metode pembuatan cuka ini menempuh dua tahap Perancis. Proses fermentasi yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asetat. Pada fermentasi alkohol, kulit pisang setelah ditambah air seberat dua kali berat kulit pisang, kemudian dihancurkan, disaring dan ditambah glukosa dalam jumlah 15 dan 20 persen, lalu diino- kulasikan dengan dua galur Saccharomyces cerevisiae yaitu NRRL Y-2034 dan ragi roti Fermipan. Selama fermentasi diamati perubahan kadar gula, kadar alkohol dan pH yang terjadi selama 9 hari fermentasi. Pada fermentasi asetat diterapkan perlakuan penambahan nutrien, penggoyangan dan penggunaan dua galur Acetobacter aceti yaitu NRRL B-1036 dan biang cuka pasar. Selama fermentasi diamati perubahan kadar alkohol, kadar asam, kadar asam volatil, kejernihan, ...