Show simple item record

dc.contributor.advisorSihombing, D.T.H
dc.contributor.advisorSiregar, Hotnida C.
dc.contributor.authorWulandari, Indah Pertiwi
dc.date.accessioned2024-04-22T04:35:51Z
dc.date.available2024-04-22T04:35:51Z
dc.date.issued1998
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146607
dc.description.abstractSetiap bangsa memiliki makanan yang berasal dari insekta. Salah satu insekta yang sering dikonsumsi di Indonesia anakan lebah madu (larva dan pupa) yang dikukus atau digoreng. Namun nilai gizi anakan lebah sebagai bahan pangan belum diketahui. Demikian pupa penelitian dan literatur mengenai insekta sebagai bahan pangna khususnya lebah masih sangat terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil analisis proksimat anakan lebah madu (Apis mellifera) mentah, kukus dan goreng pada fase larva dan pupa, juga agar dapat dipakai sebagai data dasar bagi penelitian selanjutnya. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Mei 1998 di Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan, dilanjutkan dengan analisis proksimat di Laboratorium Gizi Masyarakat, Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor. Adapun sampel anakan lebah (A. mellifera) diambil dari peternakan rakyat Odeng di Bantar Kambing, Kabupaten Bogor. Anakan lebah yang diteliti terdiri dari pekerja dan pejantan dengan larva berukuran 8-10 mm dan pupa berwarna putih sampai coklat muda. Sampel anakan lebah diperoleh dari kotak stup yang terletak tersebar di tempat pengangonan (kebun jagung). Agar mendapatkan jumlah yang cukup untuk dianalisis anakan lebah terlebih dahulu dikumpulkan dan disimpan dalam freezer. Zat gizi yang diamati berdasarkan analisis proksimat, antara lain kadar air, bahan kering, protein, lemak, abu dan karbohidrat (AOAC, 1984 dan Sudarmadji et al, 1989). Penelitian ini dilakukan dengan rancangan faktorial 2x3 dalam acak lengkap dengan tiga ulangan dengan faktor A (larva dan pupa) dan B (mentah, kukus dan goreng). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein pupa lebih tinggi daripada larva lebah (P < 0,01). Kadar gizi anakan lebah tidak terlepas dari metode pengolahan, demikian juga kadar gizi dari metode pengolahan tidak terlepas dari fase anakan lebah kecuali kadar abu (P < 0,01). Sedangkan larva goreng mengandung kadar protein larva yang paling rendah (36,53%) (P<0,01). Pupa mentah mengandung kadar lemak kasar yang tertinggi (28,21%) (P<0,01). Kadar abu pupa lebih tinggi daripada larva (P < 0,01). Larva goreng mengandung karbohidrat tertinggi (33,91%) (P<0,01). Pengukusan dan penggorengan juga menurunkan kadar abu anakan lebah (P < 0,01). Analisis proksimat ini dilihat tanpa memperhatikan pakan, sehingga perlu dilanjutkan dengan penelitian yang memperhatikan latar belakang pakan. Selain itu diharapkan agar jumlah sampel yang diambil harus cukup banyak sehingga langsung diolah dan dianalisis.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAnimals Productionid
dc.subject.ddcHoneyid
dc.titlePerbandingan nilai gizi anakan lebah madu (apis mellifera) mentah, kukus dan gorengid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record