Perbandingan nilai gizi anakan lebah madu (apis mellifera) mentah, kukus dan goreng
View/ Open
Date
1998Author
Wulandari, Indah Pertiwi
Sihombing, D.T.H
Siregar, Hotnida C.
Metadata
Show full item recordAbstract
Setiap bangsa memiliki makanan yang berasal dari insekta. Salah satu insekta yang sering dikonsumsi di Indonesia anakan lebah madu (larva dan pupa) yang dikukus atau digoreng. Namun nilai gizi anakan lebah sebagai bahan pangan belum diketahui. Demikian pupa penelitian dan literatur mengenai insekta sebagai bahan pangna khususnya lebah masih sangat terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil analisis proksimat anakan lebah madu (Apis mellifera) mentah, kukus dan goreng pada fase larva dan pupa, juga agar dapat dipakai sebagai data dasar bagi penelitian selanjutnya. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Mei 1998 di Laboratorium
Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan, dilanjutkan dengan
analisis proksimat di Laboratorium Gizi Masyarakat, Pusat Antar Universitas, Institut
Pertanian Bogor. Adapun sampel anakan lebah (A. mellifera) diambil dari peternakan
rakyat Odeng di Bantar Kambing, Kabupaten Bogor. Anakan lebah yang diteliti
terdiri dari pekerja dan pejantan dengan larva berukuran 8-10 mm dan pupa berwarna
putih sampai coklat muda. Sampel anakan lebah diperoleh dari kotak stup yang
terletak tersebar di tempat pengangonan (kebun jagung). Agar mendapatkan jumlah
yang cukup untuk dianalisis anakan lebah terlebih dahulu dikumpulkan dan disimpan
dalam freezer. Zat gizi yang diamati berdasarkan analisis proksimat, antara lain
kadar air, bahan kering, protein, lemak, abu dan karbohidrat (AOAC, 1984 dan
Sudarmadji et al, 1989). Penelitian ini dilakukan dengan rancangan faktorial 2x3
dalam acak lengkap dengan tiga ulangan dengan faktor A (larva dan pupa) dan B
(mentah, kukus dan goreng). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein pupa lebih tinggi daripada larva lebah (P < 0,01). Kadar gizi anakan lebah tidak terlepas dari metode pengolahan, demikian juga kadar gizi dari metode pengolahan tidak terlepas dari fase anakan lebah kecuali kadar abu (P < 0,01). Sedangkan larva goreng mengandung kadar protein larva yang paling rendah (36,53%) (P<0,01). Pupa mentah mengandung kadar lemak kasar yang tertinggi (28,21%) (P<0,01). Kadar abu pupa lebih tinggi daripada larva (P < 0,01). Larva goreng mengandung karbohidrat tertinggi (33,91%) (P<0,01). Pengukusan dan penggorengan juga menurunkan kadar abu anakan lebah (P < 0,01).
Analisis proksimat ini dilihat tanpa memperhatikan pakan, sehingga perlu dilanjutkan dengan penelitian yang memperhatikan latar belakang pakan. Selain itu diharapkan agar jumlah sampel yang diambil harus cukup banyak sehingga langsung diolah dan dianalisis.