dc.description.abstract | Proses penyamakan merupakan suatu pengerjaan pada kulit dengan zat-zat atau bahan penyamak sehingga kulit yang semula labil terhadap pengaruh kimia, fisis, dan biologis menjadi stabil pada tingkat tertentu. Proses ini secara garis besar meliputi 4 tahapan proses, yaitu tahapan proses pra penyamakan, penyamakan, pasca penyamakan dan pe- nyelesaian.
Proses bating merupakan bagian pengerjaan dalam tahapan proses pra penyamakan yang dilakukan untuk membuka tenunan kulit lebih sempurna dengan sitim enzimatis. Salah satu bahan bating yang umum dan banyak digunakan adalah Oropon, yaitu suatu bahan patent yang pada dasarnya terbuat dari enzim pankreas dan garam-garam Ammonium sebagai aktivator serta serbuk gergaji sebagai media.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemungkinan penggunaan jumlah bahan bating dan waktu proses bating yang optimum untuk menghasilkan kulit samak dengan sifat fisik yang memenuhi persyaratan SII. Sebagai bahan mentah digunakan kulit kambing untuk diproses menjadi kulit samak crust. Hipotesis penelitian ini adalah semakin tinggi konsentrasi bahan bating dan waktu proses bating akan menghasilkan kulit samak dengan kehalusan dan kelemasan (kemuluran) yang lebih tinggi, namun kekuatan kulit akan semakin berkurang.
Untuk menganalisa data digunakan analisa faktorial dalam rancangan pola acak lengkap. Faktor A merupakan variasi konsentrasi bahan bating, yaitu A1 = 1.0%, waktu proses bating, yaitu B₁ A 2 1.5% dan A3 2.0%. Faktor B merupakan variasi = 1 60 menit, B2 = 90 menit dan B3 = 120 menit.
Kombinasi perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata terhadap kekuatan tarik dan daya mulur kulit samak crust yang dihasilkan. Kematangan kulit, kadar abu dan kadar Cr203 kulit hasil penelitian tidak memperlihatkan adanya perbedaan yang nyata, tetapi terdapat kecenderungan kenaikkan nilai kematangan kulit, kadar abu kulit dan kadar Cr203 kulit, bila konsentrasi bahan bating dan waktu pro- ses bating ditambah…dst | id |