View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - Faculty of Agricultural Technology
      • UT - Food Science and Technology
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - Faculty of Agricultural Technology
      • UT - Food Science and Technology
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Perubahan mutu minyak atsiri selama proses pembuatan oleoresin jahe (Zingiber officinale, Roscoe)

      Thumbnail
      View/Open
      Fulltext (14.81Mb)
      Date
      1991
      Author
      Kusumawardhana
      Wirakartakusumah, Aman
      Nurjanah, Nanan
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Oleoresin adalah ekstrak rempah yang diperoleh dengan menggunakan pelarut organik (aceton, etanol, atau benzen) di mana ekstrak ini mengandung komponen rasa pada resin dan komponen aroma pada minyak atsiri yang sesuai dengan rempah aslinya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perubahan mutu minyak atsiri yang terjadi selama pembuatan resin jahe (Zingiber officinale, Roscoe) gajah dan emprit. oleo- dari varitas Pada penelitian awal ditentukan kondisi optimum jumlah pelarut (1) 3;14; 15, 1 : ekstraksi (1 jam; 1,5 jam; 2 jam; 2,5 jam). 6) dan waktu Pada penelitian selanjutnya dilakukan ekstraksi oleoresin dan minyak atsiri jahe pada skala menengah serta dilakukan karakterisasi oleoresin dan minyak jahe. Analisa komponen minyak atsiri dilakukan dengan metoda kromatografi gas. Analisa kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan membandingkan kromatogram sampel dengan komponen standar. Kondisi optimum ekstraksi oleoresin jahe gajah adalah pada perbandingan pelarut 1 6 selama 2 jam. Sedang untuk oleoresin jahe emprit adalah pada perbandingan pelarut 16 selama 2 jam. Ekstraksi skala menengah pada jahe gajah menghasilkan 7,5% oleoresin dan 0,8% minyak atsiri. Ekstraksi skala menengah pada jahe emprit menghasilkan 9,22 % oleoresin dan 1,65% minyak atsiri. Dari pengamatan, oleoresin jahe emprit memiliki flavor yang lebih kuat dan stabil dari- pada oleoresin jahe gajah. Oleoresin jahe gajah diduga mengandung lebih banyak komponen mudah menguap daripada oleoresin jahe emprit. Analisa yang dilakukan dengan kromagrafi gas menunjukkan adanya penurunan konsentrasi sejumlah komponen bertitik didih rendah pada minyak atsiri kedua jenis oleoresin jahe. Senyawa camphene, yang banyak terdapat pada minyak atsiri kedua jenis jahe, tidak terdapat sama sekali pada kedua jenis minyak atsiri oleoresin. Diduga terjadi perubahan komponen-komponen bertitik didih rendah menjadi komponen-komponen bertitik didih tinggi, sehingga terjadi pergeseran peak pada kromatogram ke arah komponen bertitik didih tinggi.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143198
      Collections
      • UT - Food Science and Technology [3619]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository