| dc.description.abstract | Limbah cair tahu, ampas tahu dan dedak adalah limbah industri pangan yang masih mengandung bahan-bahan nutrisi. Salah satu usaha peningkatan nilai tambah limbah tersebut adalah dengan menggunakannya sebagai media fermentasi oleh Monascus purpureus untuk produksi pigmen warna merah yaitu angkak.
Pada tahap awal penelitian dipelajari komposisi kombinasi sumber karbon dan nitrogen dari dedak 1, 2 dan 3 persen dengan ampas tahu 0, 1 dan 2 persen, onggok 1, 2 dan 3 persen dengan ampas tahu 0, 1, dan 2 persen dalam limbah cair tahu. Produksi pigmen pada dedak 3 persen lebih baik dari 1 dan 2 persen, sedangkan penambahan ampas tahu 1 persen pada dedak 3 persen dapat meningkatkan kadar pigmen. Penggunaan onggok 1 persen pada media fermentasi lebih baik dibandingkan dengan onggok 2 dan 3 persen, dan penambahan ampas tahu pada onggok 1 persen tidak meningkatkan kadar pigmen yang dihasilkan, demikian juga pada onggok 2 dan 3 persen. Produksi pigmen terbaik diperoleh pada campuran dedak 3 persen dengan ampas tahu 1 persen dengan intensitas pigmen maksimum pada hari keenambelas (4.98).
Penelitian selanjutnya dengan meningkatkan konsentrasi dedak menjadi 4 persen dan penambahan mineral, sedangkan ampas tahu tetap 1 persen ternyata tidak meningkatkan produksi pigmen merah dan kuning baik ekstraseluler maupun intraseluler.
Pigmen merah tertinggi (6.31) yang dihasilkan secara ekstraseluler diproduksi pada lama fermentasi 16 hari, sedangkan intensitas pigmen intraseluler hanya mencapai 0.69. Demikian juga pigmen kuning ekstraseluler jauh lebih tinggi daripada pigmen kuning intraseluler. | id |
