Rekayasa medium fermentasi untuk produksi l-lisin oleh corynebacterium glutamicum ATCC 21513 dengan menggunakan molase sebagai sumber karbon
View/ Open
Date
1998Author
Mahiyanti, Desi Dwi Dasarani
Rahayu, Winiati Pudji
Setiawihardja, Budiatman
Metadata
Show full item recordAbstract
L-lisin merupakan salah satu asan amino esensial (tidak dapat disintesis didalam tubuh) yang diperlukan baik oleh manusia maupun hewan, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya diperlukan suplai dari luar (makanan). Kemajuan bidang teknologi fermentasi dan rekayasa genetika telah membuka kemungkinan untuk memproduksi asam amino termasuk L-lisin dalam skala besar. Proses produksi L-lisin yang sering dilakukan dalam industri adalah secara sintesis kimia dan mikrobial.
Corynebacterium glutamicum ATCC 21513 dengan sifat homoserin auksotrof, leusin auksotrof, dan penisilin resisten, merupakan salah satu bakteri yang banyak digunakan dalam industri untuk menghasilkan L-lisin. Untuk menghasilkan L-lisin secara optimal, C. glutamicum memerlukan suplai nutrisi dan kondisi-kondisi tertentu selama fermentasi. Suplai nutrisi diperoleh dari medium yang digunakan, sedangkan kondisi-kondisi selama fermentasi yang harus dipenuhi diantaranya adalah pH medium berkisar netral, suhu fermantasi antara 28-30°C, dan suplai oksigen yang cukup.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penambahan ekstra asam amino metionin, treonin, dan leusin, serta penambahan penisilin pada medium fermentasi terhadap produksi L-lisin oleh C. glutamicum ATCC 21513. Medium fermentasi yang digunakan adalah larutan molase dengan konsentrasi 20% (b/b).
Pada produksi L-lisin skala 50 ml, produksi L-lisin yang terbaik dihasilkan oleh perlakuan penambahan ekstra metionin (1000 mg/l) dan treonin (10 mg/l), yaitu sebanyak 15,95 g/l (Ypis 0,381, Yp/x = 6,787, Qp=0,222), sedangkan pada skala fermentor 2 liter, produksi L-lisin yang terbaik dihasilkan oleh kontrol, yaitu sebanyak 24,50 g/l (Yp/s 0,390, Yplx = 1,711, Qvp=0,255).
Penelitian lebih lanjut ada baiknya dilakukan untuk menentukan konsentrasi optimum dari masing-masing asam amino yang ditambahkan, yang mampu menghasilkan L-lisin dalam jumlah maksimum. Selain itu melengkapi suatu fermentor dengan sarana-sarana penunjangnya mutlak diperlukan agar fermentor mampu memberikan kondisi yang terbaik selama fermentasi berlangsung.