Show simple item record

dc.contributor.advisorMuchtadi, Tien R.
dc.contributor.advisorSulaswatty, Anny
dc.contributor.authorTaufik
dc.date.accessioned2024-02-15T00:54:44Z
dc.date.available2024-02-15T00:54:44Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138528
dc.description.abstractIndonesia merupakan penghasil kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Tingginya produksi kelapa sawit tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah satu komponen dalam kelapa sawit yang saat ini belum banyak dimanfaatkan, bahkan seringkali terbuang percuma pada proses pemurnian minyak sawit, adalah pigmen karotenoid yang jumlahnya sekitar 500-1000 ppm. Jenis karotenoid terbesar dalam minyak sawit adalah a-karoten (33%) dan ẞ-karoten (50%), sedangkan sisanya terdiri dari y-karoten, likopen dan karotenoid lain (Ooi et al., 1994). Komponen tersebut, terutama a- dan ẞ-karoten memiliki nilai biologis yang cukup tinggi, antara lain menanggulangi kebutaan akibat xeropthalmia, mencegah proses penuaan dini, pemusnah radikal bebas, serta mengurangi resiko terjadinya penyakit-penyakit degeneratif (Adnan et al., 1991; Muhilal, 1991). Selain itu, a dan ẞ-karoten juga mampu mencegah penyakit kanker (Murakoshi et al., 1989). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari teknik pemisahan a- dan B-karoten dari pekatan karotenoid crude olein sawit dengan metode kromatografi kolom preparatif menggunakan pelarut teknis, serta mengetahui tingkat kemurnian dan recovery a- dan ẞ-karoten yang dihasilkan. Pemilihan crude olein sebagai bahan baku sumber karotenoid didasarkan atas pertimbangan bahwa kandungan karotenoid dalam crude olein lebih tinggi daripada yang terkandung dalam CPO. Hasil analisis terhadap konsentrasi karotenoid dalam crude olein adalah sebesar 565,87 ppm, sedangkan konsentrasi karotenoid dalam CPO hanya 328 ppm. Pelarut teknis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol, heksana dan 1-butanol. Metanol dan heksana teknis digunakan dalam proses pemekatan karotenoid crude olein dengan metode saponifikasi, sedangkan 1-butanol dan heksana teknis digunakan sebagai eluen pada pemisahan a dan ẞ-karoten dengan teknik kromatografi lapis tipis maupun kromatografi kolom. Mengingat a- dan ẞ-karoten dalam bentuk murni memiliki nilai biologis yang cukup tinggi, dimana a-karoten potensial sebagai anti kanker dan B-karoten potensial sebagai provitamin A, akan sangat menguntungkan bila kita mampu memproduksinya dengan biaya yang rendah. Oleh karena itu perlu diteliti pengaruh penggunaan pelarut teknis, yang harganya relatif lebih murah daripada bahan kimia pro analisis (p.a.), terhadap kemurnian dan recovery a- dan B-karoten yang dihasilkan. Penelitian ini dibagi dalam tiga tahap utama, yaitu: 1) Optimasi pemekatan karotenoid crude olein dengan metode saponifikasi; 2) Penentuan komposisi eluen teknis terbaik untuk pemisahan a-karoten dan ẞ-karoten menggunakan kromatografi lapis tipis; serta 3) Pemisahan a-karoten dan ß-karoten menggunakan kolom kromatografi preparatif dengan eluen teknis. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePenggunaan pelarut teknis pada pemisahan X- dan B-karoten dari pekatan karotenoid crude olein dengaaan metode kolom kromatografi preparatifid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record