Mempelajari beberapa cara pengukuran antropometri dalam menentukan keadaan obes : Remaja SMTA sebagai objek penelitian

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari cara penentuan keadaan obes dengan remaja SMTA sebagai objek, dan dengan menggunakan tiga cara pengukuran antropometri yaitu cara berat badan normal [(TB-100) 10%] + 10% (Cara I), cara berat badan terhadap tinggi badan dalam persentil (Cara II) dan pengukuran lemak badan (LB) mela- lui lapisan lemak bawah kulit (Cara III). Sebagai objek penelitian dipilih pelajar yang berumur 16 tahun sampai dengan 19 tahun, karena pada umur itulah sering terjadi kesalahpahaman antara berat badan. berlebih dan keadaan obes. Selanjutnya remaja ini dibedakan jadi tiga kelompok yaitu: 1) kelompok pelajar obes secara visual, 2) kelompok pelajar atlet, 3) kelompok pelajar lainnya. Masing-masing kelompok diwakili oleh 40 orang. Data penelitian ini diambil di Bogor dan di Jakarta dalam waktu dua bulan. Data yang dikumpulkan adalah berat badan, tinggi badan dan lemak badan. Data itu diambil dengan bantuan alat berupa: 1) timbangan injak untuk mengukur berat badan (BB); 2) "Microtoise" untuk mengukur tinggi badan (TB); 3) Kaliper Harpenden untuk mengukur lapisan lemak bawah kulit (LLBK). Analisis data ukuran antropometri dilakukan secara deskriptif untuk melihat gambaran ciri antropometri dan menentukan keadaan gizi pada ketiga kelompok remaja. Sedangkan untuk membandingkan ketiga cara pengukuran keadaan obes digunakan uji statistik non-parametrik QCohran dan penerapan konsep sensitivitas dan spesifisitas. ...